²©²ÊÍøÕ¾

Tsunami Covid-19 India

Duh! PM Modi Ngotot Proyek DPR-Rumah Dinas Rp25 T Jalan Terus

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
07 May 2021 17:40
Perdana Menteri India Narendra Modi
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saat kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 mencapai rekor, Perdana Menteri India Narendra Modi menekan parlemen untuk melanjutkan dua proyek konstruksi senilai US$ 1,8 miliar atau Rp 25,6 triliun (asumsi Rp 14.200/US$).

Kedua proyek tersebut adalah perluasan dan pembangunan gedung parlemen baru yang diperkirakan selesai pada November 2022. Sedangkan proyek satu lagi adalah pembangunan kediaman Modi yang akan selesai pada Desember 2022.

Keputusan untuk melanjutkan proyek di ibu kota, New Delhi, ini membuat marah publik dan politisi oposisi. Mereka menganggap Modi keliru karena mengalokasikan jutaan dolar ke dalam proyek konstruksi saat negara itu berjuang mengatasi krisis akibat Covid-19.

Renovasi mahal, yang dikenal sebagai 'Central Vista Redevelopment Project' telah dikategorikan sebagai "layanan esensial". Ini artinya konstruksi diizinkan untuk dilanjutkan bahkan ketika sebagian besar proyek bangunan lainnya telah dihentikan.

Sebelumnya 'Central Vista Redevelopment Project' sudah menarik kontroversi. Para kritikus mengatakan pembangunan kembali akan mengorbankan sejarah dan warisan. Namun, oposisi semakin memanas akhir-akhir ini dan mengecam rencana tersebut sebagai proyek yang sia-sia.

Namun, Modi dan para pendukung renovasi seluas 86 acre (35 hektar) mengatakan, pembangunan itu perlu karena bangunan berusia 100 tahun saat ini tidak sesuai.

"Peluncuran pembangunan Gedung Parlemen India, dengan gagasan ke-India-an oleh orang India, adalah salah satu tonggak terpenting dari tradisi demokrasi kita," kata Modi pada bulan Desember 2020 saat peletakan batu pondasi bangunan itu.

"Kami rakyat India akan membangun gedung Parlemen baru ini bersama-sama."



Diperkirakan 46.700 orang akan dipekerjakan sementara selama konstruksi. Selain itu, proyek ini juga sudah mendapat persetujuan lingkungan dari panel ahli Kementerian Lingkungan Hidup awal tahun ini, yang pada dasarnya memberi lampu hijau kepada proyek tersebut.

Dua warga yang positif Covid-19 mengajukan gugatan kasus soal proyek ini ke Pengadilan Tinggi Delhi pada Rabu (5/5/2021). Mereka mencoba menghentikan pembangunan yang terus berlanjut bahkan ketika pemberlakuan lockdown di ibu kota.

Menurut pengacara Nitin Saluja, para pemohon berpendapat gedung parlemen bukan merupakan layanan penting dan pekerjaan konstruksi bahkan bisa menjadi wadah penyebaran Covid-19.

Pengadilan Tinggi menawarkan untuk menyidangkan kasus tersebut akhir bulan ini. Tetapi para pemohon membawa masalah tersebut ke Mahkamah Agung, dengan alasan pengadilan yang lebih rendah telah "gagal untuk menghargai beratnya" dari situasi tersebut.

"Karena ada masalah kesehatan masyarakat dalam hal ini, penundaan apapun bisa merugikan kepentingan publik yang lebih besar," tulis Saluja kepada Mahkamah Agung.

Saluja mengatakan kasus tersebut kemungkinan besar akan disidangkan pada hari Jumat (7/5/2021).

India telah melaporkan lebih dari 3.000 kematian akibat Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Negara itu menyumbang seperempat dari kematian akibat Covid-19 global selama seminggu terakhir, menurut laporan mingguan Covid-19 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


(miq/miq) Next Article Perekrutan Tentara Diprotes, India Blokir Layanan Internet

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular