²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Berdarah-darah, Singapore Airlines Rugi Rp 45 T

Sefti Oktarianisa, ²©²ÊÍøÕ¾
20 May 2021 11:45
Pesawat Singapore Airlines Boeing 787-10 Dreamliner tiba di Bandara Changi, Singapura, Rabu 28 Maret 2018. REUTERS Edgar Su
Foto: REUTERS Edgar Su

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Maskapai penerbangan Singapore Airlines melaporkan kerugian SGD 4,27 miliar (US$ 3,2 miliar) atau sekitar Rp 45 triliun lebih, dalam periode tahunan Maret 2020-Maret 2021. Angka kerugian ini lebih parah dari perkiraan rata-rata para analis, sebesar SGD 3,27 miliar.

Dilansir dari AFP, Kamis (20/5/2021), angka kerugian in juga jauh lebih tinggi dari periode tahun sebelumnya, SGD 212 juta. Kerugian pada periode Maret 2019-Maret 2020 lalu itu merupakan kerugian pertama Singapore Airlines disebabkan pandemi virus corona (Covid-19).

Pada periode Maret 2020-Maret 2021, pendapatan maskapai ini turun 76,1% menjadi SGD 3,82 miliar. Pendapatan dari kargo masih kuat, namun tidak cukup untuk mengimbangi anjloknya angka penumpang yang mencapai 98% pada periode tersebut.

Maskapai ini mengharapkan kapasitas penumpang bakal naik 28% di Juni. Namun ini bergantung kepada jumlah penerbangan, apakah akan pulih atau tidak. Pada periode Maret 2020-Maret 2021, rata-rata kursi penerbangan Singapore Airlines hanya terisi 13,4% saja.

Singapore Airlines tidak memiliki rute domestik. Maskapai ini hanya mengandalkan rute internasional. Hal tersebut membuatnya terhantam keras saat pandemi.

Rencana penerapan travel bubble antara Singapore dan Hong Kong yang awalnya bisa meningkatkan jumlah penumpang Singapore Airlines, juga harus ditunda. Ini akibat peningkatan jumlah kasus Covid-19 di Singapura.

"Krisis belum usai. Meski vaksinasi terus berjalan dan memberikan harapan untuk kami, namun gelombang infeksi baru di seluruh dunia akan membuat pembatasan perjalanan internasional terus terjadi," kata Chairman Singapore Airlines, Peter Seah dalam pernyataannya.

Seperti maskapai lain di seluruh dunia, Singapore Airlines juga melakukan pemangkasan jumlah pegawai. Perusahaan juga menunda pengiriman pesawat serta menambah utang untuk bisa bertahan di tengah pandemi.

Singapore Airlines berencana untuk menerbitkan surat utang senilai SGD 6,2 miliar atau sekitar Rp 66 triliun, dalam bentuk mandatory convertible bond.


(wed/wed) Next Article Ini Rute Penerbangan Terjauh Dunia: Terbang Non-Stop 18 Jam!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular