²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Collapse, Faskes Osaka Jepang 'Runtuh' karena Corona

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
24 May 2021 14:45
Kasus covid-19 di Argentina meningkat sejumlah rumah sakit penuh. (AP/Natacha Pisarenko)
Foto: Ilustrasi (AP/Natacha Pisarenko)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Rumah sakit di Osaka, Jepang 'runtuh' akibat gelombang besar infeksi baru virus corona. Fasilitas kesehatan mulai kehabisan tempat tidur, ventilator, hingga dokter dan perawat yang kelelahan akibat banyaknya pasien Covid-19.

Dilaporkan Reuters, Senin (24/5/2021), 96% dari 348 tempat tidur rumah sakit yang disimpan untuk kasus serius telah digunakan. Sejak Maret, 17 orang meninggal akibat Covid-19 di luar rumah sakit prefektur itu.

"Sederhananya, ini adalah runtuhnya sistem medis," kata Yuji Tohda, direktur Rumah Sakit Universitas Kindai di Osaka.

"Varian Inggris yang sangat menular dan kewaspadaan yang menurun telah menyebabkan ledakan pertumbuhan jumlah pasien."

Toshiaki Minami, direktur Rumah Sakit Universitas Medis dan Farmasi Osaka (OMPUH), juga mengatakan hal yang sama. Varian baru corona bahkan dapat membuat orang muda sangat cepat sakit, dan begitu sakit parah, pasien merasa sulit untuk sembuh.

"Saya percaya bahwa hingga saat ini banyak anak muda yang mengira mereka tak terkalahkan. Namun, kali ini tidak demikian. Semua orang sama-sama menanggung risikonya," katanya.

Selain itu Minami mengatakan pemasok memberitahunya bahwa stok propofol, obat utama yang digunakan untuk membius pasien yang diintubasi, semakin menipis. Sementara rumah sakit Tohda kekurangan ventilator untuk pasien Covid-19 yang sakit parah.

Satsuki Nakayama, kepala departemen keperawatan di OMPUH, mengatakan merawat pasien yang sakit kritis dalam menghadapi risiko infeksi telah sangat merugikan staf.

"Saya punya beberapa staf unit perawatan intensif (ICU) yang mengatakan mereka telah mencapai titik puncak," katanya.

"Saya perlu memikirkan perubahan personel untuk mendatangkan orang-orang dari rumah sakit lain."

Sekitar 500 dokter dan 950 perawat bekerja di OMPUH, yang mengelola 832 tempat tidur. Sepuluh dari 16 tempat tidur ICU telah didedikasikan untuk pasien virus. Dua puluh dari sekitar 140 pasien serius yang dirawat di rumah sakit meninggal di ICU.

Sistem perawatan di kota terbesar kedua Jepang itu kewalahan menjelang digelarnya acara olahraga terbesar, yakni Olimpiade musim panas. Ini diperparah dengan hanya sekitar setengah dari staf medis yang telah menyelesaikan vaksinasi.

Wilayah barat Jepang yang dihuni 9 juta orang terkena dampak paling parah dari gelombang keempat pandemi. Ini terhitung sepertiga dari jumlah kematian negara itu pada Mei, meskipun itu hanya mencakup 7% dari populasinya.

Jepang memang menghindari infeksi besar yang diderita oleh negara lain, tetapi gelombang pandemi keempat menghantam prefektur Osaka, dengan 3.849 tes positif baru dalam seminggu hingga Kamis lalu. Angka ini lebih banyak lima kali lipat selama periode yang sama tiga bulan lalu.

Hanya 14% dari 13.770 pasien Covid-19 di Osaka dirawat di rumah sakit, dengan mayoritas pasien untuk mengurus diri mereka sendiri. Tingkat rawat inap terbaru di Tokyo, sebagai perbandingan, adalah 37%.

Menurut data Worldometers per Senin, Jepang kini tercatat memiliki total 714.274 kasus infeksi, dengan 12.236 kasus kematian,


(sef/sef) Next Article Gelombang 4 Corona Jepang: RS Penuh, Warga Meninggal di Rumah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular