²©²ÊÍøÕ¾

Pejabat China-Amerika Kopi Darat, Begini Bocoran Pertemuannya

Tommy Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
26 July 2021 21:30
Chinese Communist Party foreign affairs chief Yang Jiechi, center, and China's State Councilor Wang Yi, second from left, speak at the opening session of US-China talks at the Captain Cook Hotel in Anchorage, Alaska, Thursday, March 18, 2021. (Frederic J. Brown/Pool via AP)
Foto: Peretemuan antara AS dan China di Hotel Captain Cook di Anchorage, Alaska (Frederic J. Brown/Pool via AP)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pejabat Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan China melakukan pertemuan bilateral pada Senin (26/7/2021) di Kota Tianjin, China. Dalam pertemuan itu diharapkan ada hasil yang dapat memperbaiki hubungan kedua negara.

Mengutip AFP, pertemuan keduanya disebut-sebut diakhiri tanpa prospek yang pasti. Pihak China menuduh Washington memiliki pola pikir permusuhan terhadap Negeri Tirai Bambu.

Wakil Menteri Luar Negeri China Xie Feng mengatakan selama pembicaraan dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Wendy Sherman bahwa hubungan kedua negara "sekarang dalam jalan buntu dan menghadapi kesulitan serius," menurut siaran pers berbahasa Inggris dari Kementerian Luar Negeri China. 

"Pada dasarnya, itu karena beberapa orang Amerika menggambarkan China sebagai 'musuh yang dibayangkan,'" kata rilis itu.

"Kami mendesak AS untuk mengubah pola pikirnya yang sangat salah arah dan kebijakan berbahayanya."

Namun, di sisi lain, para pejabat AS mengatakan kepada wartawan Senin bahwa diskusi itu sangatlah jujur, profesional, dan lugas, meskipun tidak ada hasil spesifik yang dicapai.

"Wakil Menlu Sherman sangat kuat dalam membuat pejabat China memahami informasi faktual yang kami miliki untuk mendukung apa yang kami bicarakan," kata seorang pejabat AS.

"Kami mencari cara konstruktif untuk bergerak maju dalam beberapa masalah ini... Saya tidak berpikir kami mengharapkan terobosan besar."

Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Sherman telah mengangkat berbagai kekhawatiran tentang pelanggaran hak asasi manusia China di Hong Kong, Xinjiang dan Tibet.

"Wakil Sekretaris dan Penasihat Negara Wang melakukan diskusi yang jujur dan terbuka tentang berbagai masalah, menunjukkan pentingnya menjaga jalur komunikasi terbuka antara kedua negara kita," kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pembacaan.

"Mereka membahas cara untuk menetapkan persyaratan untuk manajemen yang bertanggung jawab atas hubungan AS-China."

Analis China sendiri menilai bahwa pertemuan ini tidak akan berjalan dengan sebuah kesepakatan yang konkret. Pasalnya China terus menyatakan bahwa campur tangan AS dalam beberapa isu domestik seperti Hong Kong dan Xinjiang tidak dapat ditoleransi. Hal ini terbukti dari pertemuan di Alaska beberapa bulan lalu.

"Dengan menyebutkan isu-isu utama untuk dibicarakan pada pertemuan mendatang, China menunjukkan intinya terlebih dahulu untuk menghindari situasi intens yang sama yang terjadi dalam pertemuan Alaska pada bulan Maret," ujar Diao Daming, profesor di Renmin University of China di Beijing, mengatakan kepada Global Times pekan lalu.

"Jika AS berharap untuk mengajukan lagi pertanyaan tentang Xinjiang dan Hong Kong, mereka harus tahu bahwa mereka membuang-buang waktu, seperti di Alaska," kata Lü Xiang, seorang peneliti di Akademi Ilmu Sosial China dalam kesempatan yang sama.

Hubungan antara Washington dan Beijing tetap memanas di era Presiden Joe Biden. Terbaru, Biden mengeluarkan perintah eksekutif untuk pembatasan investasi dari AS di beberapa perusahaan yang terafiliasi dengan upaya pengembangan kemampuan militer China karena isu HAM di Xinjiang dan demokrasi Hong Kong. Tercatat ada 59 perusahaan Negeri Tirai Bambu yang terjaring perintah itu.

Selain itu Gedung Putih juga sedang mendorong investigasi tentang asal-usul Covid-19 oleh WHO. Biden mengatakan bahwa menurut intelijen AS saat ini ada dua kemungkinan virus itu menyebar.

Pertama yakni skenario kebocoran laboratorium dan yang kedua merupakan sebab alami. Untuk mendalaminya, Biden menetapkan batas waktu hingga akhir Agustus bagi intelijen AS untuk melaporkan gambaran yang lebih jelas tentang asal-usul virus itu.


(hoi/hoi) Next Article China Makin Keras: Tak Mau Ada Kelompok Negara Atur Dunia!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular