²©²ÊÍøÕ¾

Dampak Pandemi

Bertumbangan! Theme Park-Waterboom di RI Bangkrut Berantai

Emir Yanwardhana, ²©²ÊÍøÕ¾
09 August 2021 17:35
Ilustrasi Waterpark (Foto: Esti Widiyana/detikcom)
Foto: Ilustrasi Waterpark (Foto: Esti Widiyana/detikcom)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sektor pariwisata sudah hancur lebur selama hampir satu setengah tahun sejak wabah corona ini ditetapkan sebagai pandemi. Salah satunya tempat wisata seperti taman rekreasi alias theme park maupun water boom juga sudah banyak yang berguguran alias gulung tikar.

Sedih memang, tapi ini kenyataan pahit dampak pandemi memukul sangat keras pelaku usaha  theme park maupun water boom. Sektor ini memang sangat dekat dengan kerumunan dan nir jaga jarak sosial. Berikut ini penelusuran °ä±·µþ°äÌý±õ²Ô»å´Ç²Ô±ð²õ¾±²¹, terhadap beberapa Theme Park hingga Waterboom yang harus tutup total.

Aladin Waterpark

Depok Fantasi Waterpark yang lebih dikenal Aladin Waterpark yang berlokasi di Depok, Jawa Barat dikabarkan ditutup. Tempat wisata yang mengusung nuansa timur tengah bahkan sudah rata dengan tanah.

Depok Fantasi Waterpark merupakan pioneer taman rekreasi air di kota Depok. Menurut penjelasan keterangan resmi pada laman Facebook SMR Group 2019 lalu, selaku pengelola. Destinasi ini berdiri pada 8 Agustus 2008 lalu, Dengan beragam atraksi mulai dari perosotan besar, perosotan anak-anak, tricky bucket, dan lainnya.

Kolam-Kolam Renang Jadi Kolam Ikan Lele

Pada 2020 lalu, jagad sosial media juga dihebohkan dengan penampakan taman rekreasi air Fun Park Villa Nusa Indah di Kabupaten Bogor, yang dialihfungsikan menjadi budi daya ikan lele. Penampakan sangat jelas kolam renang tidak terawat hingga airnya kolam berwarna kehijauan.

Menurut Karyawan Funpark Villa Nusa Indah, Sakib mengatakan langkah ini dilakukan supaya kolam tidak didiami jentik nyamuk.

"Bukan alih fungus, tapi Cuma ini, hilangin jentik nyamuk. Bukan juga buat usaha, bukan," kata Sakib mengutip detikcom, Jumat (26/6/2020).

"Kolam yang ditanamin ikan lele gak banyak. Ini kan Cuma sedikit. Cuma kolam kecil saja, kolam gede mah nggak," tambahnya.

Inisiatif ini dilakukan Sakib seorang diri. Dia mengaku sudah mendapat izin dari pengelola sebelum menebar benih lele dua kolam tersebut.

"Perusahaan sudah mengizinkan. Saya sebelumnya sudah ngomong sama orang kantornya juga. Orang pusatnya juga sudah ngomong. Dia setuju karena itu juga kan lingkungan padat penduduk," katanya.

Jatim Park di Ujung Tanduk

Begitu juga dengan Jatim Park, tempat rekreasi di Kota Batu, Malang Jawa Timur ini juga sudah memberikan sinyal akan tutup jika pandemi belum terkendali. Humas Jatim Park Group, Titik S Ariyanto mengatakan, skenario penutupan dilakukan jika kondisi terus memburuk hingga akhir tahun.

"Senin (2/8) kami ada pertemuan dengan para direksi, kami sangat khawatir bila pandemi seperti ini bisa jadi sampai akhir kita bisa menutup beberapa destinasi wisata kita," kata Titik, mengutip detikcom, Sabtu (7/8/2021).

Ada 1.700 karyawan yang bekerja di 8 destinasi wisata dan 15 park yang dikelola JTP Grop. Rata-rata juga harus menerima upah 50% dari UMK kota Batu, karena Pandemi.

"Jika diambil Rp 3 juta mereka menerima Rp 1,5 juta per bulan. Jika dikalikan 1.700, sudah kisaran Rp 2,5 miliar lebih untuk bayar gaji karyawan," jelasnya.

Saat ini management masih mengevaluasi destinasi wisata mana yang akan ditutup. Adapun theme park yang dikelola JTG mulai dari Jatim Parik 1, Jatim Park 2, Jatim Park 3, Batu Night Sectacular, Eco Green Park, Museum Angkut, Museum Tubuh, Predator Fun Park, Wisata Bahari Lamongan, Maharni Zoo, World of Wonder (Cikupa Tangerang).

Bendera Kuning di Banyak Tempat Wisata

Pelaku pariwisata yang tergabung dalam Forum Komunikasi Pariwisata Sumedang menjalankan aksi mengibarkan bendera kuning, sebagai simbol matinya pariwisata di Kabupaten Sumedang.

Para pelaku usaha itu berasal dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA), Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Himpunan Pramuwisata Indonesia ( HPI ), Karang Taruna dan kelompok penggerak pariwisata (Kopepar), Dewan Kebudayaan Sumedang (DKS) dan Asosiasi Pengusaha Karaoke Sumedang (APEKS).

Ketua PHRI Kabupaten Sumedang Nana Mulyana mengatakan dampak dari pandemi dan kebijakan PPKM mengakibatkan kematian di sektor pariwisata Sumedang.

"Jika di gambarkan kami sedang ada di UGD, jika tidak ada tindakan dari pemerintah maka akan betul-betul mati," katanya mengutip keterangan humas PHRI Jabar, (29/7/2021),

Saat ini pengusaha tidak mampu membayar upah karyawan dan operasional, juga kewajiban lainnya. Mereka berharap supaya pelaku usaha wisata bisa kembali menjalankan operasional dengan protokol kesehatan ketat.

Kasus-kasus di atas hanya contoh saja dari sekian banyak bisnis sejenis yang terpuruk bahkan bangkrut. Pandemi memang paling ganas menghantam wisata yang memang syarat pergerakan dan kerumunan orang, yang tentunya harus menerima kenyataan dibatasi pergerakannya.


(hoi/hoi) Next Article Makin Mengkhawatirkan! RI Dilanda 'Tsunami' Kebangkrutan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular