Berkat PPKM, Kasus Covid-19 RI di Agustus Turun 45%!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾- Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan kasus positif sepanjang Agustus turun 86,9% dibandingkan pertengahan Juli. Sementara kasus Covid-19 pada Agustus tercatat jumlah kasus sebanyak 664.829 kasus atau turun 45% dari Juli sebanyak 1.225.765 kasus yang merupakan titik kasus tertinggi.
"Kemampuan menekan kasus hampir setengah dalam jangka waktu sebulan adalah perkembangan yang baik, namun kita tidak boleh cepat berpuas diri meski sudah mengalami penurunan karena kasus di Agustus masih lebih tinggi dibandingkan Januari lalu," kata Wiku, Kamis (2/9/2021).
Dia menambahkan, penurunan kasus baru dikontribusikan oleh intervensi pemerintah dan berkurangnya mobilitas masyarakat. Meski demikian, masih ada 11 provinsi yang mengalami kenaikan kasus baru pada Agustus jika dibandingkan Juli. Adapun 11 provinsi tersebut antara lain Aceh 152%, Gorontalo 57%, Kalimantan Selatan 47%, Sumatera Utara 44%, Kalimantan Utara 24%, Bali 15%, Bangka Belitung 10%, Sulawesi Selatan 5%, dan Jambi 5%.
Dia menegaskan, jumlah kasus harus ditekan agar lebih rendah dibandingkan Januari sebanyak 331 ribu orang. Sementara itu, kasus aktif pada Agustus mencapai 196.281 orang turun drastis jika dibandingkan Juli yang mencapai lebih dari 500 ribu kasus atau 16%.
Kabar baiknya, sepanjang Agustus 2021 pasien sembuh juga naik menjadi 942.281 orang dibandingkan Juli 896.501 orang. Positivity rate pun mengalami penurunan di angka 18% dibandingkan Juli 27,4%.
"Turunnya positivity rate dan kasus positif ini berdampak positif pada tingkat keterisian tempat tidur menjadi 40,05% dan dibandingkan Juli 72%," kata dia.
Meski demikian, kasus kematian pada Agustus masih lebih tinggi dibandingkan Juli. Ada 16 provinsi yang mengalami peningkatan angka kematian. Dari angka tersebut 5 provinsi tertinggi yakni, Bali 752%, Sumatera Utara 610%, Lampung 585%, Kalimantan Selatan 501%, Sulawesi Tengah 470%.
"Kita tidak boleh lengah meski ada perkembangan positif. Kenaikan kasus harus diantisipasi mengingat aktivitas sosial ekonomi sudah dibuka bertahap. Ditambah lagi varian delta yang masih menjadi varian yang paling banyak ditemukan di Indonesia," tegas Wiku.
(rah/rah) Next Article Kasus Covid-19 Nanjak 15% Usai Lebaran, Paling Tinggi Jateng