²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Ngeri Krisis Makin Menggila? China Berburu Energi ke AS

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
18 October 2021 13:07
Chinese and U.S. flags flutter near The Bund, before U.S. trade delegation meet their Chinese counterparts for talks in Shanghai, China July 30, 2019.  REUTERS/Aly Song
Foto: Bendera Tiongkok dan AS berkibar di dekat Bund, jelang delegasi perdagangan AS bertemu dengan China di Shanghai, Cina 30 Juli 2019. REUTERS / Aly Song

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -ÌýKrisis energi masih terjadi di China. Sejak Jumat (15/10/2021) lalu, harga batu bara mencapai rekor tertinggi dan harga gas melonjaknya akibat cuaca dingin.

Saat itu, kontrak berjangka batubara termal Zhengzhou Januari teraktif CZCc1 mencapai rekor tertinggi 1.669,40 yuan (US$ 259,42 atau Rp 3,6 juta) per ton. Angka ini meningkat lebih dari 200% tahun ini.

Demi memenuhi energi untuk negaranya, perusahaan energi besar China kini mencari kesepakatan jangka panjang. Termasuk dengan pemasok dari Amerika Serikat (AS).

Sebuah sumber mengatakan kepada Reuters jika perusahaan energi besar seperti Sinopec Corp dan China National Offshore Oil Company (CNOOC) sedang dalam pembicaraan lanjutan mengenai kontrak jangka panjang dengan eksportir gas alam cair (LNG) dari AS.

Pembicaraan ini dikatakan dapat menghasilkan kesepakatan senilai puluhan miliar dolar yang akan meningkatkan impor LNG China dari AS di tahun-tahun mendatang. Sebelumnya perdagangan gas antara kedua negara sempat berhenti sebentar saat perang dagang China-AS 2019 silam.

"Sebagai perusahaan milik negara, semua perusahaan berada di bawah tekanan untuk menjaga keamanan pasokan dan tren harga baru-baru ini telah sangat mengubah citra pasokan jangka panjang di benak para pemimpin," kata seorang pedagang yang berbasis di Beijing, Senin (18/10/2021).

Sebelum krisis energi terjadi, China dan beberapa negara lain sedang berperang melawan pemanasan global. Namun karena meningkatnya harga gas alam dunia, mereka telah beralih ke batu bara dalam jangka pendek.

Krisis pasokan listrik di China sampai memicu pemadaman listrik untuk rumah tangga dan memaksa pabrik untuk memangkas produksi. Kondisi tersebut mengancam akan memperlambat kegiatan ekonomi raksasa negeri Tirai Bambu serta memberi tekanan terhadap rantai pasokan global.

China juga telah mengambil banyak langkah untuk menahan kenaikan harga, termasuk meningkatkan produksi batubara domestik dan memotong pasokan ke industri yang haus listrik.

Meski begitu, pemerintah China telah meyakinkan konsumen bahwa pasokan energi akan diamankan untuk musim pemanasan musim dingin.


(sef/sef) Next Article Pengumuman! Perang Dagang AS-China Lanjut Kawan, Enjoy....

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular