²©²ÊÍøÕ¾

Revolusi Drone Bakal Terjadi di RI, Begini Skenarionya

Emir Yanwardhana, ²©²ÊÍøÕ¾
26 October 2021 15:20
A view shows a mail delivery drone during a test launch, which is part of the Russian Post’s project to deliver mail to remote regions by drone, in Ulan-Ude, the capital city of the Republic of Buryatia, Russia April 2, 2018. REUTERS/Anna Ogorodnik
Foto: REUTERS/Anna Ogorodnik

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penggunaan pesawat tanpa awak atau drone pada berbagai sektor di Indonesia semakin dekat. Terutama pengangkutan logistik menggunakan drone dianggap lebih murah ketimbang angkutan yang konvensional.

Balitbanghub Kemenhub dengan ITB menjajaki pemanfaatan Drone untuk wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar) dan rawan bencana. Khususnya pada sektor konstruksi, pertambangan, pertanian. Fokusnya menjadikan drone sebagai alat angkut atau cargo.

Dari hasil kajian drone memiliki potensi mengubah sektor logistik dan mengurangi biaya logistik hingga 30%. Efisiensi yang didapat tidak hanya mengirimkan produk dalam waktu singkat, namun menjangkau wilayah yang sulit ditempuh melalui jalur darat.

Ketua Tim Kajian ITB, Yazdi Ibrahim Jenie mengatakan regulasi yang ada di Indonesia terutama PM 37 Tahun 2020 telah mengakomodasi operasi drone kargo. Mencakup prosedur permohonan izin, persyaratan keamanan operasi BVLOS, operasi area permukiman, dan koordinasi dengan Airnav. Hanya saja masih kurang spesifik untuk kebutuhan drone kargo.

BVLOS atau Beyond Visual Line of Sight (BVLOS) adalah kaidah pengoperasian pesawat udara tanpa awak

"Drone kargo berpotensi dioperasikan pada banyak kasus 3T dan rawan bencana, dan menggunakan kaidah VLOS. Untuk pengembangan penuh BVLOS diperkirakan dapat terwujud minimal 5 - 10 tahun ke depan," katanya, dalam keterangan, Selasa (26/10/2021).

Rekomendasi kebijakan bisa dibagi menjadi tiga unsur, pertama teknologi infrastruktur, BVLOS dan pengawasan. kedua kategorisasi, infrastruktur ruang udara, trayek, sampai kargo. Ketiga koordinasi dengan seluruh lembaga yang terlibat.

Selain itu menurut Yazdi sistem teknologi informasi juga diperlukan supaya bisa mengawasi operasi drone dengan lebih baik.

Sementara Anggota Tim Kajian ITB Christian Reyner menjelaskan trayek drone kargo sendiri dibagi menjadi tiga. Mulai dari pure play drone yaitu pengiriman barang dengan menggunakan drone, lalu multi modal yaitu pengiriman barang dari satu sentra logistik menggunakan drone dan moda lainnya seperti truk.

Terakhir synchronous multi modal, yaitu pengiriman barang dengan adanya wahana utama (drone) dan wahana pendukung (truk).

Sebelumnya juga telah dilakukan pengujian drone kargo yang berlokasi di Waduk Jatiluhur dimana hasil dari pengujian operasi tersebut dapat menjadi suatu acuan pemanfaatan drone kargo di area 3T.


(hoi/hoi) Next Article Top Xi Jinping! China Pamer Drone Maut Hingga Pesawat Amfibi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular