
Ramai Negara Mulai Antre di Pintu Keluar Pandemi, Ada RI?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan, salah satu yang akan jadi fokus pembahasan dalam Presidensi G20 2022 yakni pemerataan ekonomi yang di seluruh dunia.
Oleh karena itu, rencana negara-negara di seluruh dunia, khususnya negara maju dalam exit strategy atau keluar dari pandemi Covid-19 harus menjadi perhatian bersama, agar tidak terjadi malah gangguan kepada negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Persoalan pemulihan ekonomi ini mengenai exit strategy, dan apakah kita kemudian melihat adanya permanen damage dari Covid-19 melalui scarring effect," jelas Sri Mulyani dalam program Squawk Box ²©²ÊÍøÕ¾ TV, Kamis (25/11/2021).
Pasalnya, kata Sri Mulyani exit strategy ini menjadi sangat sensitif untuk negara-negara berkembang. Terutama di Amerika Serikat (AS) saat ini juga tengah menghadapi inflasi di atas 6% atau tertinggi dalam 30 tahun terakhir.
Kenaikan inflasi itu, tentu kata Sri Mulyani akan mendorong seluruh pembuat keputusan atau kebijakan di AS, baik itu bank sentral, maupun kementerian keuangannya harus menggunakan instrumen untuk menangani kenaikan harga yang luar biasa ini.
Biasanya, kata Sri Mulyani secara moneter, Bank Sentral atau The Federal Reserve akan mulai mengurangi stimulusnya, dan hal ini yang biasanya berimbas terhadap pasar keuangan negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
Sementara di negara-negara lain, masih membutuhkan suasana kondusif untuk pulih. "Yaitu suku bunga yang relatif rendah, inflasi rendah, itu harus mengejar ketertinggalan supaya pemulihannya segera terjadi. Sehingga, mereka tidak terpengaruh secara negatif dari spillover yang terjadi di negara-negara yang sudah inflasinya tinggi," jelas Sri Mulyani