
Jebakan Utang China Makan Korban, Indonesia Kena?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Isu jebakan utang China sedang menjadi perbincangan hangat. Sejumlah negara menjadi korban, terperangkap tidak bisa membayar utang dari China sehingga harus menyerahkan aset.
Bulan lalu, Uganda gagal membayar utang (default) kepada China sebesar US$ 200 juta. Utang tersebut digunakan untuk perluasan Bandara Entebbe, satu-satunya bandara internasional di negara tersebut.
Berdasarkan penyelidikan parlemen Uganda, utang dari China itu memiliki banyak syarat dan ketentuan yang berlaku. Salah satunya adalah risiko pengambilalihan bandara.
Joel Ssenyonyi, anggota parlemen yang mengetuai penyelidikan itu, mengungkapkan China Exim Bank menyisipkan klausul bahwa mereka diizinkan untuk menguasai bandara jika utang sampai default. Dalam operasional sehari-hari, pendapatan dari bandara pun dikumpulkan di rekening penampungan (escrow account). Setiap sen yang diambil dari rekening tersebut, termasuk oleh pemerintah Uganda, harus seizin China Exim Bank.
"Uganda terkunci. Ini adalah kontrak sepihak," tegas Ssenyonyi, seperti dikutip dari Reuters.
Tidak hanya Uganda, Kepulauan Solomon juga digadang-gadang masuk perangkat utang Negeri Tirai Bambu. Pada September lalu, parlemen Kepulauan Solomon mengungkapkan Beijing bersedia memberikan 'bantuan' senilai US$ 8,5 juta jika Kepulauan Solomon memutuskan hubungan dengan Taiwan.
"Ekspansi China ke wilayah Pasifik membuat banyak negara terperangkap dalam jebakan utang. Infrastruktur megah yang dijanjikan China harus dibayar dengan kedaulatan," tutur Joanne Ou, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Taiwan, sebagaimana diwartakan Reuters.