²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Tiba-Tiba Toyota Ubah Target Produksi Mobil Listrik, Kenapa?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
14 December 2021 19:35
Dalam ajang GIIAS Toyota Indonesia menghadirkan mobil hybridnya yaitu C-HR Hybrid. Toyota C-HR Hybrid mengandalkan mesin berkode 2ZR-FXE 1.798 cc dipadu dengan Hybrid Synergi Drive yang menghasilkan tenaga 100 ps di mesin dan 36 ps dari motor listrik. Tenaga tersebut dikawal transmisi otomatik CVT 7 percepatan. Untuk kelengkapan safety, C-HR Hybrid dilengkapi dengan Impact Absorbing Structure, 7 SRS Aribag, Vehicle Stabilty Control, Hill-Start Assist, ABS dan Traction Control. Dalam ajang GIIAS mobil ini dibandrol seharga Rp 561.450.000. (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)
Foto: Toyota C-HR (²©²ÊÍøÕ¾/Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Produsen mobil asal Jepang, Toyota, menargetkan akan menjual 3,5 juta kendaraan listrik per tahun pada dekade berikutnya. Hal ini untuk mengukuhkan komitmen produsen itu dalam melawan ancaman perubahan iklim.

Target ini merupakan kenaikan besar dari yang sebelumnya 2 juta kendaraan listrik per tahun hingga 2030. Untuk memuluskan tujuan ini, salah satu produsen otomotif terbesar dunia itu akan meluncurkan 30 model listrik bertenaga baterai pada tahun 2030 mendatang.

"Dua juta adalah angka yang signifikan. Dan kami berusaha untuk membuatnya menjadi 3,5 juta unit," kata CEO Toyota Akio Toyoda dikutip AFP, Selasa (14/12/2021). "Kami telah memikirkan inisiatif netralitas karbon kami, dan telah menghasilkan rencana yang realistis."

Toyoda juga berencana untuk membuat merek mewahnya, Lexus, agar menjadi 100% listrik pada akhir dekade di pasar Eropa, Amerika Utara dan China. Untuk seluruh dunia, langkah ini ditargetkan mampu dilaksanakan pada 2035 mendatang.

Selain menawarkan model baru, Toyota juga akan berinvestasi sebesar US$ 70 miliar untuk penggerak kendaraan listrik pada tahun 2030. Secara rinci, dana itu akan digunakan setengah untuk kendaraan listrik bertenaga baterai dan separuhnya lagi untuk proyek lain termasuk hibrida dan mesin sel bahan bakar.

Toyota sendiri telah menghadapi tekanan dari kelompok lingkungan untuk menghapus mesin yang membakar bahan bakar fosil dan menggantikannya dengan kendaraan listrik. Bulan lalu, Greenpeace menempatkan Toyota di peringkat terakhir dalam upaya dekarbonisasi selama KTT iklim COP26.

Toyota sendiri berdalih bahwa perusahaannya mengambil pendekatan "proaktif" untuk mempromosikan kendaraan listrik. Mereka mengatakan pendekatan ini pun juga harus menimbang aspek kebutuhan para konsumennya.

"Kebijakan energi dari berbagai negara juga dapat mempengaruhi dorongan perusahaan menuju netralitas karbon," tambah Toyoda.


(tps/tps) Next Article Mobil Listrik Mulai Laris di RI, Begini Pengakuan Toyota!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular