
Gawat! Pusat Keuangan Hong Kong Terancam Kolaps, Kenapa?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Posisi Hong Kong sebagai pusat keuangan dunia diramalkan dalam kondisi terancam. Pasalnya kebijakan Covid-19 yang memperketat akses masuk dan keluar ekspatriat di kota itu telah memicu eksodus profesional besar-besaran.
Menurut laporan Kamar Dagang Eropa, wilayah otonomi khusus milik China itu diprediksi baru akan membuka perbatasannya secara normal pada 2024 mendatang. Asumsi ini dibuat mengingat China, yang memaksa Hong Kong menerapkan kebijakan Covid yang ketat, kemungkinan baru dapat menginokulasi 1,4 miliar warganya dengan vaksin Covid mRNA pada periode itu.
Dengan prediksi ini, pihaknya memperkirakan akan ada gelombang eksodus ekspatriat besar-besaran dari wilayah itu.
"Kami mengantisipasi eksodus orang asing, mungkin yang terbesar yang pernah dilihat Hong Kong, dan salah satu yang terbesar secara absolut dari kota mana pun di kawasan ini" dalam sejarah baru-baru ini, kata laporan itu dikutip Al Jazeera, Rabu (26/1/2022).
Sementara itu, keinginan untuk meninggalkan Hong Kong mulai dirasakan beberapa ekspatriat profesional. Dalam situasi anonim, seorang bankir mengatakan banyak perusahaan keuangan yang tadinya memusatkan basis Asia-nya di Hong Kong mengalihkan operasinya ke Singapura.
"Sebagai seorang bankir sekarang, Anda jauh lebih baik tinggal di Singapura. Anda bisa bepergian, dan sekali atau dua kali setahun Anda bisa menggigit peluru dan datang ke Hong Kong dan melakukan karantina jika perlu," ujarnya.
Meski begitu, pemerintah Hong Kong tetap membenarkan langkahnya ini dengan menegaskan prioritas utamanya yakni memerangi corona. Ketika ditanyai mengenai defisit profesional akibat eksodus, pihak pemerintahan pimpinan Kepala Eksekutif Carrie Lam itu menyebut masih terus melakukan investasi untuk pengembangan profesional baru.
"Pemerintah akan terus mempromosikan pengembangan diversifikasi di sektor keuangan, mendorong bakat lokal dan menarik bakat asing dalam berbagai aspek untuk dikaitkan dengan pembangunan jangka panjang ekonomi Hong Kong," kata seorang juru bicara pemerintah.
Sejauh ini, Hong Kong hanya memiliki 13 ribu kasus Covid-19 sejak virus itu pertama kali ditemukan di teritorinya. Dari jumlah itu, ada 213 kasus yang berakhir dengan kematian.
(tps/tps) Next Article Hong Kong 'PPKM' Ketat Mulai Besok, Covid Kembali Menggila?