²©²ÊÍøÕ¾

Jabar Juara Tarik Investasi, Ini Penyebabnya!

Khoirul Anam, ²©²ÊÍøÕ¾
07 February 2022 16:57
Suasana jalan tol khusus masuk Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah merampungkan pembangunan Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat.
Jalan tol ini menghubungkan ruas Tol Cipali KM 89+125 hingga ruas Pantai Utara sepanjang 37,5 kilometer.
Pemrakarsa Jalan Tol Akses Pelabuhan Patimban adalah konsorsium PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan kepemilikan 50 persen, PT Surya Semesta Internusa Tbk (25 persen), PT Daya Mulia Turangga (10 persen), serta PT Jasa Sarana (10 persen).(²©²ÊÍøÕ¾ Indonesaia/ Tri Susilo)
Foto: Suasana jalan tol khusus masuk Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021). (²©²ÊÍøÕ¾ Indonesaia/ Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Provinsi Jawa Barat masih menjadi tujuan investasi terbesar sepanjang 2021 dan bersaing ketat dengan Provinsi DKI Jakarta. Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) jumlah investasi yang masuk ke Jawa Barat pada 2021 mencapai Rp 136,1 triliun, setara 15,1% dari total realisasi investasi nasional.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM Imam Soejoedi menjelaskan kemampuan Jabar menarik investasi karena adanya kolaborasi yang erat antar pemerintah pusat dan pemerintah. Dia menambahkan pemerintah pusat berperan menjaga iklim investasi kondusif, pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, dan persebaran ekonomi dan investasi di seluruh Indonesia.

Faktor lainnya, Provinsi Jabar memiliki Infrastruktur terlengkap, menjadi lokasi perguruan tinggi unggulan, hingga pelayanan bagi perizinan usaha terbaik.

"Jadi investor itu pertama kalau untuk investasi bahwa ada tren positif dari yang awalnya itu dari sektor primer, pertumbuhan sektor primer ke sektor tersier," kata Imam dalam West Java Investment Summit, Senin (7/2/2022).

Menurut dia, sektor sekunder akan menciptakan nilai tambah dan menggeneralisasi rantai pasokan. Artinya, begitu ada sektor sekunder, maka harus ada utilitas, seperti telekomunikasi, listrik, dan berbagai industri pendukung.

"Bagaimana dengan industri menengah? Biasanya mereka mendekat ke pasar, infrastruktur terbaik, dan supply chain yang terbentuk. Sehingga secara overall, perusahaan akan melihat tidak hanya harga tanah dan harga utilitas, namun produktivitas," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dinas PMPTSP) Provinsi Jawa Barat Noneng Komara Nengsi mengungkapkan bahwa faktor lainnya adalah sikap proaktif terhadap para investor. Menurutnya, komunikasi antara investor dan pemerintah provinsi telah terjalin sangat baik.

"Sebetulnya Pak Gubernur (Ridwan Kamil) sering menyampaikan profesional integritas melayani. Kedua membangun trust dari investor bahwa di Jawa Barat investasi dikelola secara profesional," kata dia.

Pemprov Jabar pun mendorong pengembangan kawasan investasi baru, yakni Kawasan Rebana dan Kawasan Jabar Selatan. Kawasan Rebana meliputi tujuh daerah, yakni Kabupaten Subang, Sumedang, Indramayu, Majalengka, Kuningan, Cirebon, serta Kota Cirebon. Sedangkan pembangunan Kawasan Jabar Bagian Selatan di antaranya Kabupaten Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, dan Pangandaran.

Noneng menambahkan pihaknya pun memberikan dukungan agar UMKM mampu berkembang demi menarik minat investor Adapun Dinas PMPTS melakukan kurasi terhadap UMKM yang siap berkolaborasi dengan para investor besar.

"Kami juga melakukan kampanye MIB, terus dilakukan di kabupaten/kota. Kami juga berkolaborasi supaya UMKM menjadi formal dan legal sehingga mempunyai banyak kemudahan ekspor, impor, masuk ke lembaga keuangan, dan sertifikasi halal," ungkap Noneng.


(rah/rah) Next Article Realisasi Investasi Jabar Tertinggi dan Buka Lapangan Kerja

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular