
Siaga World War III! Biden Ancam Putin, Bawa Jerman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kembali memberi ancaman ke pemerintah Presiden Rusia Vladimir Putin. Ini terkait ancaman serangan Rusia ke Ukraina.
Dalam konferensi pers bersama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz, ia menegaskan akan mengakhiri pipa Nord Stream 2, yang dibangun Rusia. Pipa Nord Stream 2 memiliki nilai US$ 11 miliar dan kini sedang menunggu persetujuan dari Jerman dan Uni Eropa (UE).
"Jika Rusia menyerang, terjadi mobilitas tank atau pasukan melewati perbatasan Ukraina, maka tidak akan ada lagi Nord Stream 2," kata Biden pada konferensi pers dikutip AFP, Senin (7/2/2022) waktu setempat.
"Saya berjanji. Kami akan mengakhirinya."
Ia pun mengatakan langkah serupa juga diamini Jerman. Biden mengatakan, Berlin adalah sekutu Washington yang data diandalkan sepenuhnya.
"Jerman benar-benar dapat diandalkan. Sepenuhnya ... dapat diandalkan. Saya tidak ragu tentang Jerman sama sekali," kata Biden lagi.
Mengutip DW, pipa Nord Stream 2 adalah perpanjangan dari Nord Stream 1 yang telah dibangun 2011. Ini merupakan sistem jaringan pipa gas alam lepas pantai yang membentang di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman.
Nord Stream dioperasikan oleh Nord Stream AG. Perusahaan ini merupakan usaha joint venture di mana perusahaan Rusia, Gazprom, memegang 51% saham.
Kemunculan Nord Stream 2 dirancang untuk menggandakan impor gas dari Beruang Putih ke Jerman. Nord Stream akan mampu menyalurkan 55 miliar meter kubik gas per tahun.
Berbeda dengan Nord Stream 1, Nord Stream 2 dimiliki tunggal oleh Gazprom. Gazprom menanggung setengah dari biaya investasi.
Rute Nord Stream 2 akan melewati negara-negara Eropa tengah dan timur. Bila proyek ini terlaksana,Rusia bakal memiliki sarana untuk mengirimkan gas secara langsung ke pembeli terpentingnya, Jerman.
Hal ini akan mempermudah pemerintah Rusia untuk mematikan jaringan pipa yang ada yang melalui Eropa Timur. Negara-negara yang dilintasi juga akan kehilangan pendapatan biaya transit gas.
Sementara itu, Putin sendiri direncanakan bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Moskow. Macron datang guna mencegah pernah terjadi.
Rusia disebut akan menyerang Ukraina arena kedekatan negeri itu dengan AS dan NATO. Ukraina dulunya bagian Uni Soviet.
(sef/sef) Next Article Intip Biden & Putin 'Empat Mata', Tegang Bahas Rusuh AS-Rusia
