վ

Internasional

Hasil Riset Buktikan Kalau Bumi Berada di Kepunahan Massal

Thea Fathanah Arbar, վ
10 February 2022 07:32
Bangau yang mati dan sakit terlihat di kawasan konservasi Danau Hula, utara Laut Galilea, di Israel utara, Minggu, (2/1/2022). Flu burung telah membunuh ribuan bangau yang bermigrasi dan mengancam hewan lain di Israel utara. Pihak berwenang mengatakan itu adalah bencana satwa liar paling mematikan dalam sejarah negara itu. (AP Photo/Ariel Schalit)
Foto: Bangau yang mati dan sakit terlihat di kawasan konservasi Danau Hula, utara Laut Galilea, di Israel utara, Minggu, (2/1/2022). Flu burung telah membunuh ribuan bangau yang bermigrasi dan mengancam hewan lain di Israel utara. Pihak berwenang mengatakan itu adalah bencana satwa liar paling mematikan dalam sejarah negara itu. (AP Photo/Ariel Schalit)

Jakarta, վ - Hasil riset yang dirilis akhir Januari 2022 ini membuktikan bahwa bumi memiliki ancaman baru. Selain pandemi Covid-19, kehidupan di bumi disebut sedang berada dalam ancaman kepunahan massal.

Dalam sebuah rilis studi di portal Studyfinds.com, peneliti dari University of Hawai'i di Mānoa dan Muséum National d'Histoire Naturelle di Paris mengungkapkan bahwa ancaman kepunahan ini disebabkan aksi manusia dan bukan bencana alam. Tingkat kepunahan spesies telah meningkat drastis.

Secara khusus, penelitian mengungkapkan bahwa 7,5% hingga 13% dari dua juta organisme yang menghuni bumi kini telah punah. Selain itu, peneliti menghitung sekitar 150 ribu hingga 260 ribu spesies di darat, laut, atau udara tidak ditemukan lagi pada tahun 2022.

Spesies siput misalnya. Planet bumi telah kehilangan hingga 13% dari semua spesies yang dikenal sejak tahun 1500

"Tingkat kepunahan spesies yang meningkat drastis dan penurunan kelimpahan banyak populasi hewan dan tumbuhan didokumentasikan dengan baik, namun beberapa menyangkal bahwa fenomena ini sama dengan kepunahan massal," kata penulis utama studi ini, Robert Cowie, profesor riset di UH Mānoa Pacific Biosciences Research Center, dikutip Kamis (9/2/2021).

Sementara itu, secara habitat, peristiwa kepunahan massal ini mempengaruhi kehidupan di darat pada tingkat yang berbeda daripada di lautan. Di darat, tim peneliti menemukan spesies pulau berada pada risiko kepunahan yang lebih tinggi daripada di benua yang lebih besar.

Namun ada jenisyang cukup kebal. Di mana tanaman tampaknya lebih tahan terhadap kepunahan daripada hewan.

Namun sayangnya, Cowie menambahkan masih banyak penyangkalan mengenai kepunahan akibat manusia didasarkan pada penilaian bahwa manusia hanya sebagian kecil spesies bumi yang tidak terlalu memegang peranan penuh dalam kondisi planet ini.

"Manusia adalah satu-satunya spesies yang mampu memanipulasi biosfer dalam skala besar," tambah Cowie.

"Kami bukan hanya spesies lain yang berevolusi dalam menghadapi pengaruh eksternal. Sebaliknya, kita adalah satu-satunya spesies yang memiliki pilihan sadar mengenai masa depan kita dan keanekaragaman hayati Bumi."


(sef/sef) Next Article Puji Tuhan! Lagi, 2 Berita 'Melegakan' soal Omicron

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular