
Deal dengan PLN, Smelter Haltim Antam Beroperasi Tahun Ini

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mengungkapkan optimismenya bahwa fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) feronikel berkapasitas 13.500 ton di Halmahera Timur, Maluku Utara akan beroperasi pada 2022 ini, setelah tertunda bertahun-tahun lamanya.
Direktur Utama Antam Nicolas D. Kanter mengatakan, smelter feronikel ini akan segera beroperasi pada tahun 2022 ini setelah mendapatkan kepastian pasokan listrik dari PT PLN (Persero).
Pada hari ini, Kamis (10/02/2022), Antam dan PLN baru saja menandatangani Head of Agreement (HoA) terkait kepastian PLN memasok listrik untuk smelter feronikel Antam di Halmahera Timur.
"Dengan adanya sinergi bersama PLN, smelter ini akan beroperasi pada 2022 ini," ungkap Nico, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (10/02/2022).
Nico berharap proses pembangunan dan penyambungan listrik akan dilakukan secara cepat, tepat dan andal.
"Sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kontribusi kepada negara dan memberikan manfaat lebih terutama bagi masyarakat yang ada di sekitar wilayah operasi pabrik," ujar Nico.
Nico berharap sinergi ini bisa mendorong percepatan hilirisasi mineral. Peran aktif BUMN dalam memberikan nilai tambah bagi penerimaan negara bisa segera terealisasi.
"Kami meyakini dengan sinergi yang baik antara Antam dan PLN, upaya percepatan hilirisasi mineral terutama dalam kaitannya dengan komoditas nikel dapat terlaksana segera," imbuhnya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN siap memasok kebutuhan listrik Antam sebesar 75 Mega Watt (MW) selama 30 tahun ke depan. PLN menyiapkan kapasitas lebih besar yaitu 111 MW untuk menjamin keandalan pasokan dan mengantisipasi pertumbuhan kebutuhan smelter Antam ke depan.
Rencananya, pasokan listrik ini akan terbagi menjadi dua tahap. Pertama, selama enam bulan ke depan PLN akan memasok kebutuhan listrik ANTAM sebesar 51 MW.
Kedua, setelahnya PLN selama 12 bulan akan menyelesaikan pasokan listrik sebesar 60 MW untuk keperluan listrik sepenuhnya smelter feronikel.
"Kapasitas 111 MW ini dedicated untuk mendukung kebutuhan Antam hingga jangka panjang. Silakan jika ke depan Antam membutuhkan tambahan suplai listrik, kami juga sudah siap," ungkap Darmawan.
Untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik tersebut, PLN akan mendatangkan dua mesin pembangkit listrik tenaga mesin gas (PLTMG) dual fuel system dari wilayah Sumatera Selatan sebesar 51 MW dan Jambi sebesar 60 MW untuk dibawa ke Halmahera Timur sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter Antam.
"Ada beberapa daerah yang saat ini oversupply secara pasokan, sehingga pembangkit tersebut saat ini underutilize. Sehingga ini bisa kita maksimalkan pemanfaatannya untuk smelter feronikel milik Antam di Halmahera Timur," tuturnya.
Dia mengatakan, kolaborasi dan sinergi ini mampu memperkuat ekosistem BUMN. Apalagi, smelter yang dibangun Antam ini merupakan amanat pemerintah untuk menggenjot produk hilirisasi mineral.
"Kita semua tahu bahwa pembangunan smelter ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional. Tentunya multiplier effect-nya sangat banyak dari dorongan pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, dan pengembangan wilayah" tandasnya.
Pada Desember 2021 lalu Antam menyebut, progres pembangunan smelter feronikel Haltim Antam ini sebenarnya telah mencapai 98%, sementara 2% sisanya masih menunggu pasokan listrik.
Mulanya smelter senilai Rp 4,04 triliun ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2019. Namun hingga kini masih terus tertunda dan belum beroperasi karena belum adanya pasokan listrik untuk smelter.
(wia) Next Article Lama Mangkrak, Antam Pede Smelter Haltim Operasi di Q3 2022
