²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Biden Serukan "Koalisi" Lawan Rusia, AS Siap Ikut Perang?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
02 March 2022 07:40
Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)
Foto: Presiden AS Joe Biden. (REUTERS/KEVIN LAMARQUE)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Amerika Serikat (AS) mengambil langkah baru dalam menghadapi Rusia yang melancarkan agresi militer ke Ukraina. Ia meminta agar negara sekutunya yang menentang Rusia membentuk sebuah "koalisi".

Namun "koalisi" yang dimaksud ditegaskan stafnya tidak merujuk ke aksi militer langsung. Melainkan bantuan senjata ke Ukraina, bantuan kemanusiaan ke pengungsi, serta penguatan sanksi terhadap pemerintah Rusia dan para individu yang terkait dengan politisi negara itu. 

"Presiden akan menyoroti 'koalisi' yang belum pernah terjadi sebelumnya. NATO plus mitra Uni Eropa kami, Inggris, Kanada, Australia, Jepang, akan melakukan dua hal, memberikan semua jenis bantuan... dan juga datang bersama-sama dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap negara sebesar Rusia," kata Kepala Staf Gedung Putih Ron Klain, sebagaimana diwartakan CNN International Rabu (2/3/2022).

"Sanksi juga mengarah ke oligarki yang mendukung Presiden Rusia Valdimir Putin, yang diuntungkan dari rezim Putin, dan juga langkah selanjutnya dalam mendapatkan bantuan kemanusiaan dan peralatan militer ke Ukraina."

Sebelumnya Biden sendiri mengatakan bahwa serangan Rusia ke Ukraina telah diperhitungkan oleh pihaknya dan negara-negara sekutu. Ia menyebut gerbong sekutunya itu telah menyiapkan sesuatu yang dilancarkan untuk melawan serangan Moskow itu.

"Dia menolak upaya diplomasi. Dia pikir Barat dan NATO tidak akan menanggapi. Dia pikir dia bisa memecah belah kita di sini di rumah. Putin salah, kami sudah siap," kata Biden dalam pidato resmi Selasa (1/3/2022) waktu setempat.

Sejauh ini berderet sanksi telah dijatuhkan Barat kepada Rusia. Sanksi ini pun menyasar beragam industri mulai dari perbankan, transportasi, hingga hiburan dan media sosial. Ini untuk menghambat Rusia dalam mendapatkan dana dan dukungan dalam melancarkan serangan.

Terbaru, Barat menyebutkan telah membekukan aset-aset milik pengusaha Rusia yang dekat dengan Putin. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire bahkan mengklaim setidaknya sudah hampir US$ 1.000 miliar aset Rusia dibekukan.

Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Meski pembicaraan damai mulai dilakukan Senin, rudal Rusia dilaporkan masih menyerang kota-kota Ukraina.


(tps) Next Article Biden Tegaskan Militer AS tak Akan Ikut Perang Rusia-Ukraina

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular