²©²ÊÍøÕ¾

Terkuak! Alasan Covid RI Turun, Bukan Cuma Karena Vaksinasi

Tim Redaksi, ²©²ÊÍøÕ¾
28 March 2022 09:05
Peserta mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksinasi Booster, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot program vaksinasi terutama booster. (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)
Foto: Peserta mengikuti vaksinasi booster COVID-19 di Sentra Vaksinasi Booster, Pondok Indah Mall 3, Jakarta, Rabu (23/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus menggenjot program vaksinasi terutama booster. (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus Covid-19 pada Juli 2021 dampak dari merebaknya varian Delta di Indonesia. Ketika itu sempat terjadi penambahan kasus Covid-19 mencapai 523.659 kasus terkonfirmasi Covid-19.

Kasus memang sempat menurun secara drastis pada akhir 2021 hingga awal tahun. Namun, munculnya varian Omicron membuat kasus Covid-19 di Indonesia perlahan tapi pasti menanjak secara signifikkan.

Meski demikian, kini kasus kembali turun dan relatif terkendali. Pemerintah bahkan mengizinkan masyarakat untuk mudik lebaran dengan tetap mematuhi protokol kesehatan setelah dua tahun dilarang karena trend kasus yang meningkat.

Lantas bagaimana ketahanan tubuh penduduk Indonesia terhadap infeksi Covid-19? Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu melakukan survei serologi atau seroprovalence survey.

Survei ini dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan tim peneliti dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian ini dilakukan secara acak pada 34 provinsi atau sekitar 1.000 desa di Indonesia, dan sejumlah daerah aglomerasi.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan berdasarkan data yang ada, saat ini titer antibodi cukup tinggi di masyarakat.

"Ini diperkirakan karena adanya masyarakat yang terinfeksi varian Delta tetapi juga kemudian mendapatkan vaksinasi. Jadi apa yang disebut sebagai super-immunity, itu kemungkinan yang terjadi," ujarnya beberapa waktu lalu, seperti dikutip Senin (28/3/2022)

Melansir laman CDC Amerika Serikat (AS), Seroprevalence survey merupakan pengujian dengan memeriksa sampel darah seseorang untuk mencari antibodi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Antibodi ini biasanya terdeteksi dalam dalam 1-3 minggu setelah seseorang terinfeksi.

"Jadi memang hasilnya [Seroprevalensi] belum keluar resmi karena datanya belum selesai dianalisis. Tapi dari data yang ada terlihat bahwa titer antibodi yang sudah terbentuk cukup tinggi di dalam masyarakat," ungkap Nadia.

Meski titer antibodi tinggi di masyarakat, penerapan protokol kesehatan 5M harus tetap dijalankan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus baru. Masyarakat harus tertib untuk terus menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Masyarakat juga harus segera divaksinasi.


(cha/cha) Next Article Lebih 5 Juta Warga RI Sudah Terima Booster, Kamu Termasuk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular