²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Ramai-ramai Pangeran Arab Jual Rumah & Mobil, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
26 April 2022 10:05
FILE PHOTO: Saudi Arabia's Crown Prince Mohammed bin Salman Al Saud is seen during a meeting with U.N Secretary-General Antonio Guterres at the United Nations headquarters in the Manhattan borough of New York City, New York, U.S. March 27, 2018. REUTERS/Amir Levy
Foto: REUTERS/Amir Levy

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Beberapa pangeran Arab Saudi memutuskan untuk menjual beberapa aset mewahnya seperti mobil dan rumah. Hal ini dilakukan setelah Putra Mahkota negara itu, Mohammed Bin Salman (MBS), 'mengeringkan' pendapatan mereka yang selama ini banyak diberikan oleh pihak kerajaan.

Dalam sebuah laporan Wall Street Journal, mereka mulai melikuidasi aset mereka yang bila ditotal mencapai US$ 600 juta atau setara Rp 8,6 triliun.

Selain rumah dan mobil, mereka juga menjual aset bernilai antik seperti karya seni dan yacht. Tercatat, aset yang baru-baru ini dijual adalah tanah di Inggris senilai US$ 155 juta dan perhiasan Mughal yang diberikan sebagai hadiah pernikahan oleh mendiang raja.

Seorang sumber mengatakan bahwa para pangeran itu tidak memiliki pekerjaan dan usaha. Selama ini, kehidupan mereka disokong penjualan minyak dan juga bisnis-bisnis yang melibatkan pemerintah Saudi.

Dana yang diberikan Riyadh pun biasanya cukup banyak terhadap para bangsawan ini, termasuk di dalamnya biaya-biaya rumah tangga dan pembayaran asisten.

"Orang-orang ini tidak bekerja, mereka memiliki banyak staf dan mereka takut (pada MBS)," kata salah satu orang yang mengetahui transaksi tersebut.

"Para pangeran menginginkan uang tunai di saku belakang mereka dan tidak ada kekayaan yang terlihat."

MBS sendiri telah mengambil beberapa kebijakan yang cukup keras kepada para anggota keluarga kerajaan. Pada 2020, ia bahkan memotong tunjangan untuk ribuan bangsawan, termasuk liburan di luar negeri atau tagihan listrik dan air di istana mereka.

Beberapa pihak menilai bahwa ini merupakan langkah MBS untuk menyingkirkan beberapa keluarga kerajaan yang dirasa dapat menjadi saingan potensialnya.

Meski begitu, kebijakan ini menghasilkan penghematan hingga jutaan dolar bagi Negeri Petro dollar itu.

"Jelas mereka telah direduksi menjadi rezim yang tegas dan disiplin dan mereka harus hidup dari itu," kata sejarawan Inggris Robert Lacey.


(luc/luc) Next Article Geger Pangeran Arab Nunggak Utang Rp1,2 T, Dikejar-kejar Bank

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular