²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah masih mengkaji perpanjangan pengenaan fuel surcharge atau tarif tambahan pada komponen harga tiket. Melihat harga avtur saat ini masih mengalami peningkatan.

Pengenaan tarif tambahan ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 68 Tahun 2022 tentang Biaya Tambahan (Fuel Surcharge) tarif penumpang pelayanan kelas ekonomi angkutan udara niaga berjadwal dalam negeri. Yang berlaku efektif dari 18 April 2022 mendatang.

"Fuel surcharge itu ditetapkan pada April kemarin, disampaikan bahwa akan dilakukan dalam 3 bulan. Nah 3 bulan itu jatuhnya pada Juli mendatang dan sekarang kita sedang lakukan kajian lagi mengenai tarif ini dilanjutkan atau seperti apa," kata Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati, Selasa (7/6/2022).

Adita menjelaskan pengenaan tarif fuel surcharge itu dilakukan karena faktor harga avtur dunia yang sampai saat ini masih sangat tinggi, dan cukup membebani operasional maskapai.

Sehingga maskapai diperbolehkan melakukan penyesuaian biaya tambahan, yang ujungnya untuk pelayanan bagi masyarakat. Namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda aturan ini akan segera dicabut.

"Jadi saat ini sedang dievaluasi," kata Adita.

Sampai saat ini masyarakat mulai mengeluhkan mahalnya harga tiket pesawat yang sangat tinggi. Seperti untuk perjalanan ke Bali saja saat ini

"Mau ke malang bulan Desember ini tapi tiket pesawat mahal banget ya," kata @dontshutme dalam platform Twitter.

"Mau nangis liat harga tiket pesawat mahal sekali," tulis @BainaRachma.

Sampai saat ini harga avtur juga masih cukup tinggi. Mengutip Onesolution.Pertamina.com harga avtur untuk penerbangan domestik pada periode 1-14 Juni 2022, pada Bandara Soekarno Hatta (CGK) US$ 107,8 per liter.

Mengalami kenaikan mencapai 55% jika dibandingkan pada periode awal tahun 15-31 Januari 2022 di harga US$ 75,4 per liter. Sementara pada pada akhir 2021 tepatnya 15 - 31 Desember 2021 lalu harga avtur hanya US$ 72 per liter.

(hoi/hoi) Next Article Fix! Tiket Pesawat Naik Gara-Gara Harga Avtur