
Pencarian Anak Ridwan Kamil Terus Dilanjutkan, Cek Updatenya!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Fakta baru terungkap dalam proses pencarian putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz, atau Eril, yang hilang di sungai Aare, di Bern, Swiss. Menurut penjelasan Kepolisian Bern, Eril mengalami situasi darurat saat berenang.
Eril sendiri hilang terbawa arus saat berenang di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss, pada hari Kamis (26/5) sekitar pukul 11.24 waktu setempat. Sejak saat itu, upaya pencarian terus dilakukan, meski pihak keluarga meyakini bahwa Eril sudah meninggal dunia.
Menurut laporan KBRI Bern, metode pencarian setiap hari disesuaikan dengan kondisi Sungai Aare yang selalu berubah sesuai perkembangan cuaca. Perubahan metode ini juga memperhatikan aspek keselamatan seluruh petugas yang terlibat pada misi pencarian.
Saat cuaca baik, jumlah pengunjung di sungai Aare cenderung meningkat. Misalnya pada musim panas tahun 2021, jumlah pengunjung yang beraktivitas di sungai Aare dapat mencapai 18.000 orang dalam satu hari.
![]() |
Sebelumnya, Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Dharmansyah Hadad mengatakan polisi di Bern menggunakan beberapa metode dalam mencari Eril.
Antara lain patroli darat, patroli air dengan perahu, penerbangan drone pengintai, penggunaan alat untuk mengetahui kondisi bawah air, penugasan penyelam (diver), serta anjing pelacak untuk membantu pencarian.
"Metode pencarian selalu disesuaikan dengan cuaca di lokasi dan kondisi air di Sungai Aare. Lingkup pencarian mulai dari awal Eril berenang hingga Walensee yang kurang lebih jaraknya sekitar 29 km," jelas Muliaman dalam konferensi pers virtual pada Senin (6/6/2022).
![]() |
Namun Muliaman juga mengatakan proses pencarian sempat menemukan beberapa kendala, utamanya adalah kondisi dinamis Sungai Aare. Muliaman mengatakan saat ini beberapa lokasi di Swiss diwarnai oleh hujan dan badai.
"Sebagaimana diketahui, debit air saat kejadian mencapai sekitar 200 meter kubik per detik. Debit air ini berubah setiap hari, tergantung pada intensitas pencarian gletser dari pegunungan di Bern yang dipengaruhi oleh hujan dan kenaikan suhu udara di pegunungan," jelasnya.
"Beberapa hari setelah hilangnya Eril, volume air masih tinggi disertai dengan kekeruhan yang cukup tinggi yang berasal dari unsur partikel salju yang mencair. Jumat kemarin kami mendapat laporan bahwa debit air mencapai sekitar 150 meter kubik per detik atau lebih kecil dibandingkan dengan debit air pada saat kejadian hilangnya Eril."
(cha/cha) Next Article Aksi Heroik Anak Ridwan Kamil, Selamatkan Adik & Temannya
