
Jadi Gegara Ini Jurus Reshuffle Tepat Dilakukan Sekarang?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Isu perombakan kabinet atau reshuffle oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanas. Bahkan, beredar isu, pengumuman hasil reshuffle akan dilaksanakan hari ini, Rabu (15/6/2022).
Lalu siapa saja menteri yang akan dicopot dari posisinya saat ini?
Salah satu isu beredar adalah, Jokowi akan mencopot Muhammad Lutfi dari posisi Menteri Perdagangan (Mendag).
"Di market isunya masih simpang siur, tapi kalau yang kena Lutfi sudah tidak heran," kata Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas Indonesia Lionel Priyadi kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (14/6/2022).
Di sisi lain, dia menambahkan, isu reshuffle ini berpotensi berdampak negatif bagi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Sebab, lanjut dia, faktor politis akan lebih mendominasi reshuffle kali ini.
Dia pun mengungkapkan isu beredar di pasar, bahwa Menteri BUMN Erick Thohir kemungkinan juga akan dicopot.
"Jadi support ke GOTO dari TLKM (PT Telkom Indonesia) dipastikan akan disetop," ujarnya.
"Menurut saya ini akan lebih dominan pertimbangan politik daripada ekonomi dan teknokrasi. Dan, menurut saya sekarang lebih krusial isu kebijakannya apa daripada kemampuan komunikasinya" lanjut Lionel.
Dia mencontohkan, ada kemungkinan Jokowi akan memanggil kembali Enggartiasto Lukita. Sebelumnya, Enggar sempat menjabat sebagai Menteri Perdagangan (Mendag) pada tahun 2016-2019. Kala itu Jokowi menunjuknya menggeser Mendag Thomas Lembong.
"Ada kemungkinan Enggar dipanggil lagi untuk menggantikan kehilangan Nasdem di Kementan (Kementerian Pertanian)," ujarnya.
"Tapi dampaknya secara ekonomi saya tidak yakin akan bagus," imbuh Lionel.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Institute (PASPI) Tungkot Sipayung mengatakan, reshuffle memang sebaiknya dilakukan segera.
"Ya segera lebih baik agar damage tidak makin parah. Itu (Enggar) yang muncul ya? Mungkin Golkar keberatan bila pak Enggar," katanya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (14/6/2022).
Tungkot menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) adalah salah satu posisi yang menggiurkan. Sebab, kata dia, rentan untuk ladang izin ekspor dan impor. Tapi juga bisa jadi ajang positif bagi sosok yang mau membangun Indonesia.
"Menurut saya menjadi Mendag yang berhasil mengemban tugasnya adalah modal politik 2024. Apalagi kita saat ini dan tahun depan menghadapi krisis pangan, inflasi dan resesi global. Perlu Mendag yang piawai menyusun strategi mitigasi yang cepat dan tepat. Tidak bongkar pasang kebijakan," tukasnya.
Satu Paket
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini adalah tepat melakukan reshuffle.
Isu pemenuhan kebutuhan dan harga bahan pangan pokok, juga kisruh minyak goreng, ujarnya, menjadi salah satu catatan kinerja kementerian yang mempengaruhi isu reshuffle.
"Ke depan tantangan ekonomi akan semakin kompleks. Sinyal resesi Amerika, kenaikan suku bunga, inflasi, dan juga masalah pemulihan ekonomi pascapandemi, termasuk meningkatkan investasi," kata Bhima kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (14/6/2022).
"Karena itu, saran jika reshuffle dilakukan, harus satu paket. Mulai dari Menko Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, Menteri Pertanian, dan juga Menteri Investasi. Dari segi strategi dan kebijakan memang tidak memuaskan," tukasnya.
Dia menyoroti penanganan permasalahan minyak goreng yang sampai harus memaksa Jokowi menunjuk Menko bidang Kemaritiman dan Investasi campur tangan.
"Ini membuktikan koordinasi di bawah Menko Perekonomian, menteri teknis, Perdagangan, Perindustrian, dianggap kurang baik. Jadi kalau pun reshuffle memang layak dilakukan," ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, Jokowi tidak memiliki waktu yang cukup.
"Pak Jokowi harus mempersiapkan agar ada legacy. Sementara, sampai saat ini masih banyak yang harus diselesaikan. Jadi dibutuhkan menteri yang harus mengerti visi dan misi pak Jokowi. Bukan yang begitu mendekati tahun politik malah banyak menteri ekonomi yang fokus berkampanye. Bahkan menggunakan fasilitas kementerian. Itu yang tidak elok dan seharusnya diganti," kata Bhima.
Bhima mengkritik Menteri Investasi yang justru ikut dalam kemelut politik soal tiga periode pemerintahan Jokowi.
"Membingungkan. Seharusnya dia mendorong investasi karena itu pekerjaan rumahnya. Malah terlibat di dukungan 3 periode dan itu mendistorsi citra Jokowi yang selama ini menekankan fokus masalah ekonomi. Itu yang jadinya sering dibenturkan," katanya.
Di sisi lain, Bhima menambahkan, jika reshuffle dilakukan, Jokowi diharapkan mengutamakan memilih para profesional.
"Kalau tetap diisi orang partai sama saja, nggak akan menyelesaikan masalah. Karena kerjanya nggak akan fokus, terbagi kepentingan politik dan itu yang kita nggak inginkan," ujar Bhima.
"Yang menjadi kekhawatiran reshuffle hanya untuk konsolidasi politik. Padahal pelaku usaha lebih membutuhkan menteri yang fokus kerja dan punya terobosan nyata. Dan menyelesaikan janji kampanye Jokowi di bidang ekonomi dengan waktu yang tersisa," pungkasnya.
(dce/dce) Next Article Tanggapi Kabar Reshuffle, Luhut: Tanya ke Istana!