²©²ÊÍøÕ¾

Negara Lain Krisis Listrik, RI Justru Dihantui Over Suplai

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
16 June 2022 11:30
Petugas PLN melakukan perawatan menara listrik di kawasan Gardu Induk Karet Lama, Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Foto: ²©²ÊÍøÕ¾/ Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sejumlah negara sedang mengalami krisis listrik, sebagai contoh adalah India dan yang terbaru yakni Australia negara yang kaya akan gas dan batu bara itu juga terancam krisis listrik. Sementara Indonesia sendiri dihantui oleh over suplai listrik yang akan merugikan PT PLN (Persero).

Di mana, PLN mencatat dalam beberapa waktu ke depan akan ada beberapa proyek pembangkit listrik baru yang akan memasuki Commercial Operation Date (COD).

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengakui bahwa pihaknya saat ini tengah menghadapi kondisi kelebihan pasokan listrik. Bahkan, dalam satu tahun mendatang di Pulau Jawa sendiri akan masuk pembangkit listrik dengan kapasitas 6.800 megawatt (MW).

"Untuk over suplai memang paham kami mengalami itu. Contoh di Jawa 12 bulan mendatang akan masuk 6800 mw sementara penambahan demand 800 MW," ujar Darmawan di dalam RDP bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (15/6/2022).

Tidak hanya di pulau Jawa, ancaman kelebihan pasokan listrik juga bakal terjadi di Sumatera. Hal tersebut tercermin dari penambahan permintaan atau demand dari listrik selama tiga tahun mendatang hanya sekitar 1,5 Giga Watt (GW).

"Sedangkan penambahan kapasitas dalam pipeline 5 GW. Di Kalimantan interkoneksi juga mengalami itu," katanya.

Namun demikian, untuk di daerah terpencil seperti Sulawesi, Maluku, Papua, Nusa Tenggara setidaknya terdapat 250 subsistem yang dikelola perusahaan mengalami defisit.

Seperti diketahui, pasokan listrik di Indonesia akan semakin berlimpah dengan terpenuhinya mega proyek ketenagalistrikan sebesar 35.000 Megawatt (MW) dalam beberapa tahun ke depan. Dengan begitu keadaan oversupply tak bisa dihindari lagi.

Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN, Edwin Nugraha Putra menyebutkan RI akan kedatangan pembangkit-pembangkit baru. Antara lain misalnya yang ada dalam proyek 35.000 MW dan FTP II yang akan masuk dalam beberapa tahun ke depan.

"Masuk PLTU itu sekitar 34% atau 13 GW yang masih terusan program 35 GW itu. Jadi mulai tahun 2022 memang sudah tidak ada lagi rencana pembangunan pembangkit PLTU yang baru," terang Edwin, Selasa (14/12/2021).


(pgr/pgr) Next Article Meski Punya Pembangkit, Industri di Dorong Beli Listrik PLN!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular