
Terungkap! Ini Alasan Israel Nekat Menggali Masjidil Aqsa

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Israel dilaporkan telah melakukan penggalian di Masjidil Aqsa di Kota Lama Yerusalem. Hal ini setidaknya dikatakan arkeologi Jamal Amro, melansir kantor berita Turki, Anadolu Agency (AA).
"Sejak tahun 1967, Israel telah melakukan lebih dari 100 penggalian di bawah kota kuno yang diduga untuk drainase air hujan," kata Prof Amro, dikutip Rabu (29/7/2022).
Dia mengatakan, di 2019 lalu, Israel telah melakukan 22 penggalian di Yerusalem. Empat di antaranya dilakukan di bawah tembok Al-Buraq (barat) dan lima di bawah lingkungan Silwan.
Kedalaman ekskavasi Israel di kawasan ini juga mencapai lebih dari 20 meter di bawah tanah. Akhir Juni 2019, para pejabat Israel bahkan membuka terowongan "Path of the Pilgrims" di bawah lingkungan Silwan di Yerusalem Timur, di mana peresmiannya dihadiri Duta Besar AS untuk Israel David Friedman dan utusan Timur Tengah Jason Greenblatt.
Meski untuk drainase, penggalian Israel di Yerusalem merupakan ancaman nyata bagi kompleks Masjid Al-Aqsha dan penduduk kota suci. Para ahli Palestina juga telah memperingatkannya.
"Penggalian Israel di bawah kompleks Masjid Al-Aqsa telah berjalan lancar dalam 60 tahun terakhir," jelas Amro.
"Penggalian, bagaimanapun, telah dilakukan di bawah fondasi kompleks dalam 15 tahun terakhir," tegasnya.
Amro juga mengatakan penggalian Israel telah menyebabkan retakan. Termasuk di bangunan departemen wakaf, dinding selatan serta barat kompleks Al-Aqsa dan dinding sekolah Al-Ashrafieh, yang terletak di dalam kompleks suci.
Pada Maret 2019, hujan lebat telah menyebabkan retakan tanah karena penggalian Israel di daerah tersebut. Akibatnya penduduk Palestina di lingkungan Wadi Hilweh sempat meninggalkan kediaman mereka karena takut runtuh akibat penggalian tersebut.
Sebagaimana diketahui, Yerusalem merupakan jantung perselisihan Timur Tengah selama beberapa dekade. Warga Palestina berharap bahwa Yerusalem Timur suatu hari nanti dapat berfungsi sebagai ibu kota negaranya, tetapi Israel tidak setuju dengan hal tersebut.
Israel awalnya menduduki Yerusalem Timur, di mana kompleks Masjid Al-Aqsa berada, selama Perang Arab-Israel pada 1967. Dalam langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, Israel mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota "abadi dan tak terbagi" negara Yahudi yang memproklamirkan diri.
Bagi umat Islam, Al-Aqsa merupakan situs tersuci ketiga di dunia setelah Mekah dan Madinah. Namun orang Yahudi menyebut daerah itu sebagai Gunung Kuil (Temple Mount), mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Badan kebudayaan PBB UNESCO sebelumnya juga sempat mengecam kegiatan Israel dan menganggapnya sebagai proyek serta praktik ilegal di Yerusalem Timur menurut hukum internasional pada Juli 2017.
Meski begitu, Israel menolak kecaman UNESCO dan bahkan tak mengizinkan akses ke badan PBB tersebut untuk memeriksa tempat-tempat suci di Yerusalem Timur.
Next Article Tepi Barat Memanas! Tentara Israel Tewaskan 5 Warga Palestina
