²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim) harus menyiapkan diri untuk bisa menangkap peluang dari setiap tantangan yang hadir dalam proses pemindahan ibu kota negara. Sebab, akan terjadi sirkulasi uang dalam jumlah sangat besar yang akan masuk melalui pintu-pintu Ibu Kota Nusantara (IKN), baik yang bersumber dari APBN maupun swasta umum.

Tahun 2022 hingga 2024 saja, pemerintah pusat sudah menyiapkan dana tidak kurang dari Rp43 triliun untuk membangun kawasan inti pusat pemerintahan di IKN, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Saat puncak pembangunan IKN nanti akan ada 200 ribu hingga 250 ribu pekerja. Tentu ini peluang besar bagi masyarakat Sepaku dan sekitarnya. Semua pekerja itu kan pasti perlu katering," kata Gubernur Isran Noor kepada wartawan usai membuka konsultasi publik pembangunan IKN di Balikpapan, Selasa lalu.

Baca: Kota Tersuram di Dunia: Matahari Ogah Terbit & Udara Beracun

Seperti dikutip dari laman resmi Instagram Pemprov Kaltim, Isran lantas mengasumsikan pekerja sebanyak 200 ribu orang. Setiap satu pekerja yang akan membangun infrastruktur IKN itu minimal memerlukan Rp50 ribu setiap hari untuk makan dan minum.

Perinciannya, sarapan Rp10 ribu, makan siang Rp20 ribu dan makan malam Rp20 ribu. Itu pun anggarannya sudah sangat minim.

"Rp50 ribu dikali 200.000 pekerja. Berarti sudah Rp10 miliar setiap hari untuk katering saja. Belum yang lain lagi," begitu Isran menganalisis.

Isran menambahkan, pemerintah pusat dan Tim Transisi IKN sudah mulai melakukan pelatihan-pelatihan agar masyarakat bisa terlibat dalam proses ini, termasuk juga pelatihan memasak dan lain-lain. Sebab pekerja IKN nantinya juga akan terdiri dari berbagai skill, mulai skill dasar hingga yang terampil dan ahli.

"Jadi masyarakat harus ikut. Tapi kalau masyarakatnya tidak mau melibatkan diri, tidak mau meningkatkan kapasitas, ya ora bisa dipaksa," canda Isran kepada wartawan yang bertanya komitmen pemerintah mendorong pemanfaatan potensi masyarakat lokal.

Jadi harapan Isran, sudah semestinya masyarakat lokal lebih aktif dan bersiap meningkatkan kapasitas. Tujuannya agar bisa terlibat dalam proses ini sebelum peluang besar itu menguap dan kembali hanya dinikmati pengusaha daerah lain yang jeli melihat kesempatan besar ini.

(miq/miq) Next Article Catat Proyeksi Jokowi: IKN akan Selesai 10-15 Tahun yang akan Datang