²©²ÊÍøÕ¾

Waspada! Bisa Terjadi Migrasi Pengguna LPG ke Subsidi

Verda Nano Setiawan, ²©²ÊÍøÕ¾
11 July 2022 17:50
Pekerja mengangkut gas elpiji 12 kg di kawasan Jakarta, Senin (11/7/2022). PT Pertamina (Persero) menetapkan harga terkini Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas 12 kg/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Pekerja mengangkut gas elpiji 12 kg di kawasan Jakarta, Senin (11/7/2022). PT Pertamina (Persero) menetapkan harga terkini Bright Gas 5,5 kg menjadi Rp 100.000 dan Bright Gas 12 kg/Elpiji 12 kg menjadi Rp 213.000. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah perlu mewaspadai adanya perpindahan atau migrasi dari penggunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) non subsidi ke LPG melon 3 kilogram Kg atau gas melon. Hal tersebut menyusul kebijakan penyesuaian kenaikan harga LPG non subsidi mulai dari ukuran 3 kilogram (kg), 5,5 kg dan juga 12 kg.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov menilai dengan adanya kenaikan harga dari LPG non subsidi, maka konsekuensinya adalah perpindahan pengguna LPG non subsidi ke LPG subsidi yang semakin besar. Adapun migrasi perpindahan ke LPG subsidi sudah dapat dilihat sejak beberapa bulan lalu.

Terutama pada periode 3 Maret - 30 April 2022, penjualan LPG 3kg bersubsidi mengalami lonjakan kenaikan hampir 2% setelah adanya kenaikan harga LPG nonsubsidi di bulan Desember 2021 dan Februari 2022.

"Dari awal Maret sampai akhir April ada kenaikan 2 persen akibat kenaikan harga LPG yang non subsidi. Ditambah lagi ada penyesuaian yang ketiga terhadap LPG non subsidi tentu ini berpotensi mempercepat shifting dari non subsidi ke subsidi," kata dia kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (11/7/2022).

Menurut Abra kenaikan harga LPG non subsidi cukup rasional mengingat harga bahan bakunya juga mengalami kenaikan. Adapun Contract Price Aramco(CPA) sebagai acuan penetapan harga LPG per Juli sudah menyentuh US$ 725 per metric ton, naik 13% dibandingkan tahun 2021.

"Lonjakan harga CPA tersebut sangat berpengaruh terhadap harga keekonomian LPG apalagi 79,9% LPG Indonesia berasal dari impor," ujarnya.

Penyesuaian harga non subsidi ini memang sulit untuk dihindari. Apalagi penyesuaian hanya berlaku untuk produk non subsidi, sehingga menjadi wajar bagi badan usaha baik itu BUMN maupun swasta untuk menyesuaikan harga produk yang mengikuti keekonomian.

Seperti diketahui, Pertamina baru saja melakukan penyesuaian harga yang berlaku pada 10 Juli 2022 untuk LPG non subsidi. Adapun untuk LPG 3 Kg non subsidi berwarna pink dipatok menjadi Rp 58 ribu per tabung.

Sementara untuk harga LPG 5,5 kg naik menjadi Rp 100.000 - Rp 127.000 per tabung. Sedangkan untuk LPG 12 kg rata-rata harganya mencapai Rp 213.000 - Rp 270.000 per tabung dilihat berdasarkan wilayahnya.


(pgr/pgr) Next Article Jangan Kaget! LPG Non Subsidi Naik, 12 Kg Nyaris Rp 200 Ribu

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular