
Ngeri! Tanda-Tanda Harga Tiket Pesawat Makin 'Meledak'

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Maskapai penerbangan meminta agar aturan Tarif Batas Atas (TBA) dan tarif tuslah atau fuel surcharge dievaluasi. Hal ini setelah melihat harga avtur yang terus terbang. Kondisi ini efeknya pada kenaikan harga tiket penerbangan yang bakal terus naik bila TBA dinaikkan lagi dari saat ini.
Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto, menjelaskan sudah berkomunikasi dengan pemerintah untuk meninjau kembali tarif batas atas (TBA) tiket pesawat dan penerapan tarif Fuel Surcharge atau tuslah.
"INACA dengan maskapai-maskapai sudah meminta agar TBA dan tarif Tuslah ditinjau kembali menyesuaikan dengan harga avtur/minyak dunia yang berlaku. Hal ini untuk menjaga keberlangsungan pasokan, konektivitas transportasi dan tingkat keselamatan yang tetap tinggi," kata Bayu kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (12/7/2022).
Menurut dia harga tiket penerbangan berbagai maskapai di seluruh dunia sangat tergantung dengan harga avtur. Dimana berkontribusi 40% dari komponen biaya penerbangan. Sehingga jika kenaikan biaya avtur yang signifikan otomatis akan dimasukan pada perhitungan harga tiket.
"Dimana harga minyak dunia yang terus naik ya konsekuensinya harga tiket pesawat juga menyesuaikan," jelasnya.
Saat ini menjual harga tiket pada level tarif batas atas. Meski begitu menurut Bayu pada level harga ini juga belum tentu maskapai itu mendapatkan untuk pada rute penerbangan tersebut.
"Itu pun belum tentu untung, jadi hanya mempertahankan operasi ketersediaan ketersediaan jaringan dan konektivitas," jelasnya.
Dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI, Selasa (28/6/2022) lalu, Direktur Utama Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi juga meminta adanya revisi terhadap Peraturan Menteri (PM) Nomor 20 Tahun 2019 tentang Tata Cara dan Formulasi Perhitungan Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri. Dia menilai aturan itu tidak sesuai dengan situasi saat ini.
"PM 20/2019 dikeluarkan sebelum masa pandemi Covid - 19, sehingga banyak sekali revisi atau paling tidak review yang harus dilakukan, paling tidak untuk persoalan cost operasional," jelasnya dalam rapat.
Dia juga membeberkan kalau ada rute penerbangan yang juga tidak menghasilkan untung meski sudah mengikuti aturan tarif batas atas, karena ada perubahan jarak tempuh. Ditambah kurs dollar terhadap Rupiah yang melonjak juga membuat biaya perawatan makin mahal.
(hoi/hoi) Next Article Harga Avtur Melambung, Maskapai Kompak Minta Tarif Tiket Naik