
Lengkap! Capaian Konkret Forum Menkeu & Bank Sentral G20 Bali

Bali, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pertemuan ketiga Minister Finance and Central Bank Governors (FMCBG) G20 di Bali dalam dua hari ini memang tidak menghasilkan komunike atau komitmen bersama. Hal yang sama juga terjadi pada pertemuan sebelumnya di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, ada banyak kesepakatan yang didapat sebagai bentuk capaian konkret dari pertemuan. Diharapkan hal itu bisa membawa kemajuan perekonomian dunia.
"Ada 14 paragraf dan itu hasil pertemuan dari dua hari ini. Kebanyakan paragraf didukung banyak negara, hanya dua paragraf yang memiliki perbedaan dan merefleksikan tidak bisa rekonsiliasi," jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. dalam press conference, Sabtu (16/7/2022).
Dalam finance track atau jalur keuangan, fiskal. moneter, dan inflasi masing-masing negara punya isu dan memiliki langkah-langkah yang belum bisa direkonsiliasi.
"Karena ingin menyampaikan pandangan isu tertentu, terutama perang maka pernyataan perang tersebut masih ada pandangan-pandangan berbeda di G20, sebagai persepsi oposisi negara anggota," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Sri Mulyani bilang, pertemuan ketiga FMCBG yang sudah terlaksana selama dua hari ini di Bali, menegaskan komitmen semua perangkat-perangkat kebijakan untuk mempertahankan fiskal jangka panjang.
![]() Konferensi Pers: 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting (Tangkapan layar) |
Di antaranya menyepakati untuk membentuk Dana Perantara Keuangan atau Financial Intermediary Fund (FIF) sebesar US$ 1,28 miliar atau naik sekira US$ 0,18 miliar dibandingkan pertemuan FMCBG sebelumnya.
"Ini juga termasuk kontribusi Amerika Serikat, Uni Eropa, Jerman, Singapura, Indonesia, Inggris, Wellcome Trust, Bill Gates Foundation. Serta pada pertemuan ketiga ini ada Italia, Tiongkok, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Korea Selatan," jelas Sri Mulyani.
Kemudian pada sustainable finance, negara G20 juga menggarisbawahi inklusi keuangan untuk ekonomi hijau untuk 2030 dan Perjanjian Paris terkait peta jalan keuangan berkelanjutan untuk transisi ekonomi hijau, dari institusi-institusi keuangan untuk menuju net zero emission atau karbon netral.
Dari sektor infrastruktur, juga disepakati terciptanya indikator kualitas dari investasi infrastruktur, untuk bisa meningkatkan pendanaan dan pengembangan kerangka kerja untuk kerjasama pihak swasta untuk investasi.
Kemudian pada terdapat kesepakatan adanya paket perpajakan yang terdiri dari dua pilar. "Pajak pengembangan dan transparansi pajak. Anggota G20 menegaskan pentingnya teknis dan pengembangan kapasitas dua pilar tersebut untuk mengimplementasikan standar perpajakan untuk ekspor, yang tertuang di dalam Asia Initiative Bali Declaration, dari 11 yurisdiksi," jelas Sri Mulyani.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, Bank Sentral Negara G20 tetap diperkuat dengan konsistensi dan bank sentral secara dekat, dengan memonitor dampak tekanan harga dan terus mengkalibrasi laju moneter di tengah pengetatan kebijakan moneter.
Kemudian, dari stabilisasi makroekonomi, kata Perry komitmen G20 untuk menetapkan ketahanan jangka panjang dan Bank Sentral G20 akan memonitor semua risiko-risiko yang berdampak negatif dari rambatan kondisi ekonomi global.
"Terus berusaha untuk melihat bagaimana kerangka kerja IMF, di mana ini semua berkaitan dengan moneter dan sektor keuangan," jelas Perry.
"Sektor-sektor keuangan pada G20 melanjutkan komitmen untuk memperkuat dan menjaga sistem stabilitas keuangan yang ada, walaupun terdapat tantangan di dalam kondisi keuangan global," kata Perry melanjutkan.
![]() Konferensi Pers: 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) Meeting (Tangkapan layar) |
Para bank sentral negara G220 juga menekankan adanya peraturan dan rekomendasi terhadap aset-aset kripto. "Harus adanya pengaturan yang baik dan G20 akan melihat berdasarkan pendekatan peraturan aset kripto."
Kemudian, pada cross border payment, atau digitalisasi, diharapkan akan lebih cepat diimplementasikan dan lebih transparan dan lebih murah untuk ekonomi di seluruh dunia dan berkomitmen terhadap pembayaran sistem.
Dari roadmap yang telah disepakati tersebut, kata Perry akan dieksplorasi dan melihat dari berbagai lintas. "Central Bank Digital Currency juga sedang didiskusikan untuk memfasilitasi pembayaran lintas batas," jelas Perry.
Inklusi keuangan digital juga akan dituangkan ke dalam kerangka kebijakan demi meningkatkan inklusi keuangan untuk meningkatkan UMKM.
![]() Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani (depan) menghadiri Pertemuan Menteri Keuangan G20 di Nusa Dua, di pulau resor Indonesia Bali, pada 16 Juli 2022. (AFP/SONNY TUMBELAKA) |
Juga yang dibahas dalam pertemuan ketiga FMCBG ini, kata Perry juga menyoroti mengenai rasio utang yang meningkat oleh banyak negara berkembang dan rentan.
"Ada komitmen menghadapi kerentanan debt ratio oleh negara berpenghasilan rendah. Serta ada kesepakatan dengan IMF yang rencananya akan diselesaikan pada 15 Desember untuk mempertahankan jaring pengaman sosial yang kuat," jelas Perry.
(cap/mij) Next Article Seru! Sri Mulyani & Delegasi G20 Joging & Makan Kerak Telor
