
Ternyata, Perkantoran Jakarta Udah Lama 'Berdarah-darah'

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Banyak perkantoran di Jakarta yang terancam 'berhantu' karena sepinya penyewa (tenant). Sebelum tahun 2015, okupansi perkantoran mencapai lebih dari 90%, namun akibat pandemi Covid-19 yang sistem bekerja dari rumah (WFH) menjadi tren.
Hal ini berdampak pada penurunan okupansi gedung perkantoran, menjadi kisaran 70%.
"Perkantoran sekarang menerapkan sistem kerja fleksibel, akhirnya permintaan kantor berkurang. Tadinya dipakai karyawan box station, satu meja satu karyawan, kini beberapa orang bergantian karena karyawan nggak harus tiap hari masuk kantor. Dari berbagai aspek membuat aktivitas di kantor akhirnya berkurang. Akhirnya banyak gedung kantor dalam 5-6 tahun terakhir kesulitan cari tenant sehingga akhirnya harga sewa jatuh," kata pengamat properti Anton Sitorus kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (25/8/22).
Perusahaan mengurangi jumlah ruang kantor berkisar 10-50%Â demi efisiensi biaya perusahaan.
Berdasarkan data Colliers Indonesia, okupansi perkantoran mulanya berada di atas 83% namun saat ini turun menjadi 78% untuk wilayah pusat bisnis (central business district/ CBD). Begitu juga dengan riset Leads Property juga mencatatkan angka okupansi 76%.
Berkurangnya okupansi membuat pemilik gedung harus memutar otak agar ruang yang ada bisa tetap terisi. Namun, bukan hal mudah karena biasanya mereka hanya mau menerima tenant dengan jangka waktu lama.
"Biasanya pemilik gedung membuat standar minimal 3 tahun, kalau sewa satu tahun mungkin nggak dikasih, mal mungkin bisa setahun tapi penyewa rugi karena bikin interior. Kalau sewa setahun, interior ratusan juta, miliaran, kan rugi," ujar Anton.
Tekanan makin deras karena ada 360 ribu meter persegi tambahan ruang kantor baru di wilayah CBD DKI Jakarta. Ada empat beberapa yang akan selesai seperti Jakarta Mori Tower, Rajawali Place, Autograph Tower, dan Luminary Tower.
Sementara permintaan ruang kantor diprediksi hanya 60-75 ribu per tahun. Sehingga tidak bisa mengimbangi supply yang ada.
(dce) Next Article Gedung-Gedung Perkantoran Masih Banyak yang Kosong, Ada Apa?