²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Heboh Ramai Warga di Sini Ngungsi Nunggu Kiamat, Ini Sebabnya

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
02 September 2022 10:00
Passengers react after they disembarked from the MS Westerdam, back, at the port of Sihanoukville, Cambodia, Friday, Feb. 14, 2020. Hundreds of cruise ship passengers long stranded at sea by virus fears cheered as they finally disembarked Friday and were welcomed to Cambodia. (AP Photo/Heng Sinith)
Foto: Kamboja. (AP Photo/Heng Sinith)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Fenomena tak biasa terjadi di Kamboja. Ramai-ramai warga meninggalkan tempat tinggal, demi melakukan perjalanan ke provinsi Siem Reap di Barat Laut.

Ini pun terjadi pada warga yang bekerja di Korea Selatan (Korsel). Pekerja migran berbondong-bondong pulang kampung hingga membuat kedutaan dan kementerian tenaga kerja memberikan peringatan.

Apa yang terjadi?

Hal ini terkait kepercayaan mereka bahwa kiamat akan segera datang. Kemungkinan kiamat itu disampaikan seorang politisi dengan banyak pengikut Khem Veasna.

Veasna sendiri mempublikasikan ancaman kiamat itu di media sosial Facebooknya. Ia mengaku ada "lubang hitam" di tulang punggungnya yang mengirimkan pesan tentang banjir besar yang menghapus isi bumi.

Ia kemudian menyebut pertanian adalah satu-satunya tempat yang akan terhindar dari bencana. Dirinya-pun mendesak orang untuk bergabung dengannya di sana.

"Saya tidak bisa tidur karena setiap kali saya tidur, sumsum tulang belakang saya menarik sangat keras, karena dunia runtuh, dan air mengalir ke celah," tulisnya dimuat Vice pekan ini, dikutip Jumat (2/9/2022).

Ia pun meminta seluruh pendukungnya yang berprofesi sebagai pekerja migran pulan. Bahkan dari data disebutkan, sejak 2017, ia telah menampung 3.000 pekerja migran Kamboja yang mendukung gerakannya.

Mengutip laman yang sama, dari sejumlah foto juga dibagikan di laman Facebook Veasna, setidaknya ada 15.000 hingga 20.000 orang telah datang ke wilayah itu. Diyakini lebih banyak orang masih berdatangan.

Mereka disebut menunggu kiamat di rumah pertanian milik politisi partai Liga untuk Demokrasi (LDP) itu. Beberapa yang tidak dapat masuk menunggu di gerbang seraya mendengarkan pengeras suara.

Mengapa?

Pengamat di Universitas Lund, Astrid Norén-Nilsson, mengatakan Veasna memang tokoh populer. Dan, ia "mengisi kekosongan" dalam lanskap politik negara itu.

Di Kamboja, dirinya dikenal kritis terhadap pemerintah. Di 2018, ia mendapatkan 310.000 suara dalam pemilu, meski kalah dari penguasa, Partai Rakyat Kamboja.

Ia kemudian membawa pengikutnya dalam gerakan sosial milenarianisme. Itu adalah suatu keyakinan oleh suatu kelompok atau gerakan keagamaan, sosial, atau politik tentang suatu transformasi besar dalam masyarakat, untuk berubah ke titik tertentu.

"Khem Veasna mengecam politik dan membawa pengikutnya bersamanya dalam perjalanan untuk menjadi semacam gerakan sosial milenarian," ujarnya.

Dalam beberapa tahun, pengaruhnya bahkan lebih besar dari politik. Di mana ia mengembangkan persona seperti pemujaan di antara ribuan pengikutnya, menyebut dirinya sebagai Brahma (tokoh suci).

Reputasi Tenaga Kerja Kamboja di Korsel

Tindakan Veasna diyakini akan mempengaruhi reputasi pekerja migran asal Kamboja. Terutama yang ada di Korea.

Juru Bicara Kementerian Tenaga Kerja Kamboja Heng Sour mendesak pekerja Kamboja di Korsel tidak melakukan yang diminta Veasna. Ia menyebutnya "takhayul seorang individu".

"Berhenti dari pekerjaan dan kembali ke Kamboja, secara perlahan mempengaruhi reputasi pekerja Khmer, yang selama ini selalu mendapatkan rasa hormat dan cinta dari majikan Korea," katanya.

"Tolong percaya bahwa jika dunia mengalami bencana banjir seperti yang dikatakan orang itu, para ilmuwan akan mengumumkan keadaan darurat di seluruh dunia. Dan jika dunia tenggelam, lahan pertanian individu juga tidak akan ada. Itu pun akan tenggelam," tegasnya.


(sef/sef) Next Article Prabowo Terbang ke Kamboja, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular