
Uni Eropa Racik 'Jurus' Baru Tangkal Krisis Energi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Negara-negara Uni Eropa (UE) menyetujui pungutan darurat atas keuntungan tak terduga (windfall) perusahaan energi pada Jumat (30/9/2022). Dalam pertemuan itu, mereka juga membicarakan langkah baru untuk mengatasi krisis energi di blok tersebut, dan kemungkinan pembatasan harga gas.
Para menteri energi dari 27 negara anggota Uni Eropa sedang merundingkan langkah-langkah yang diusulkan oleh Belgium pekan lalu, di mana mereka mencoba menahan lonjakan harga energi yang memicu rekor inflasi tinggi dan menimbulkan ancaman resesi.
Pungutan darurat akan diambil dari keuntungan surplus perusahaan bahan bakar fosil yang dibuat pada tahun 2022 atau 2023, pungutan lain atas pendapatan berlebih yang dihasilkan oleh produsen listrik berbiaya rendah, dan pengurangan wajib 5% dalam penggunaan listrik selama periode harga puncak.
Para diplomat dari beberapa negara yakin para menteri akan menyetujui paket itu pada hari Jumat.
Selanjutnya, para menteri juga membahas langkah UE selanjutnya untuk menahan krisis harga, terutama yang sedang terjadi kepada Jerman.
"Mengenai batas harga, tidak ada yang mendekati konsensus," kata seorang diplomat dari satu negara Uni Eropa, melansir Reuters.
Lima belas negara, termasuk Prancis, Italia dan Polandia, minggu ini meminta Brussel untuk mengusulkan batasan harga pada semua transaksi gas grosir untuk menahan inflasi.
"Eropa harus membatasi harga gas pada tingkat yang tinggi dan cukup fleksibel untuk memungkinkan Eropa menarik sumber daya yang dibutuhkan," kata pihak Belgia, Yunani, Polandia dan Italia dalam sebuah catatan.
Sementara itu, penentang termasuk Jerman dan Belanda, yang mengatakan pembatasan harga gas dapat membuat negara-negara berjuang untuk mengamankan pasokan. Pasalnya, mereka akan kesulitan bersaing dengan pembeli di pasar global yang memiliki tawaran harga yang kompetitif untuk kargo gas musim dingin ini.
Seorang diplomat dari satu negara UE mengatakan gagasan itu memiliki kelemahan dan risiko signifikan terhadap keamanan pasokan ketika Eropa menuju musim dingin dengan energi yang langka, setelah Rusia memangkas aliran gas ke Eropa sebagai pembalasan atas sanksi Barat terhadap Moskow karena menyerang Ukraina.
Berlin pada Kamis menetapkan perisai pertahanan sebesar 200 miliar euro, termasuk rem harga gas dan pemotongan pajak penjualan untuk bahan bakar, untuk melindungi perusahaan dan rumah tangga di Jerman dari dampak melonjaknya harga energi.
(luc/luc) Next Article Ramai-Ramai Batu Bara Cs Kembali Diburu Raksasa Energi Eropa