²©²ÊÍøÕ¾

Triliunan Rupiah Alkes Impor Masih Banjiri RI, Ini Buktinya

Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
03 October 2022 19:21
RI impor alkes dan obat (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: RI impor alkes dan obat (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Industri alat kesehatan (alkes) di dalam negeri ternyata masih dijajah oleh gempuran banyak produk impor. Bayangkan saja, berdasarkan data Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (ASPAKI), produsen yang memproduksi alkes di RI hanya 727 pabrik, berbalik dengan jumlah distributor alkes yang mencapai 4.265 perusahaan.

Selain itu, izin produk lokal mencapai 11.734, jauh lebih kecil dari 52.721 izin produk impor. Alhasil, pasar alkes RI tidak bisa berbuat banyak, hanya menikmati sekitar 0,7% pasar global, kalah jauh dari AS yang menguasai 38,2%, kemudian China yang menguasai 19,9%, hingga India 2,16%.

"Impor kita untuk alkes mencapai 40 triliun, industri alkes bisa ekspor Rp 16 triliun, jadi defisit 23 triliun. Impor lebih gede dari ekspor," kata Sekjen ASPAKI Cristina Sandjaja dalam sebuah diskusi, dikutip Senin (3/10/2022).

Meski, sentilan keras Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengutamakan produk lokal, bahkan beberapa kali menyebut kata 'bodoh' setelah mengetahui belanja pemerintah banyak impor, diakui menyadarkan banyak pihak untuk menggenjot produksi alkes dalam negeri

"Setelah adanya teguran Presiden kini mulai mereka melihat gimana sih pemainnya, gimana impor, baru menyadari. Bahkan BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) diminta Presiden untuk kawal ayo industri alkes kita majukan, kembangkan," sebut Direktur Prodia Diagnostik Line itu.

Apalagi, data dari Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia (GPFI) menunjukkan penguasaan investasi dari dalam negeri lebih besar.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menguasai 75% pasar farmasi Indonesia, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) hanya 25%. Kondisi ini berbeda dengan negara lain seperti Filipina di mana PMDN berkisar di angka 25% sementara PMA mencapai 75%.

Meski investasi atau modal dari dalam negeri lebih kuat, lain halnya dengan sumber bahan baku. Untuk memproduksi obat di RI, pabrikan masih harus mencari sumber bahan baku dari negara lain, utamanya China.

"Farmasi dibuat di Indonesia tapi 95% bahan baku masih impor. Jadi kejadian waktu pandemi, China, India lockdown kita kesulitan, butuh perjuangan luar biasa. Saya juga datang sendiri kesana untuk mencari Chloroquine, biasanya pengiriman India ke RI cuma beberapa hari, kemarin harus melewati beberapa negara jadi lebih lama," kata Direktur Utama PT Dexa Medica Herry Sutanto.


(dce) Next Article Fantastis! RI Impor Alat Kesehatan dan Vaksin Hampir Rp 5 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular