
Sampai September, Lifting Migas RI Masih di Bawah Target

Bandung, ²©²ÊÍøÕ¾ - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi produksi minyak siap jual atau lifting kuartal III masih belum mencapai target. Beberapa diantaranya karena disebabkan kejadian unplanned shutdown serta adanya kebocoran pipa karena fasilitas hulu migas yang sudah menua.
Tenaga Ahli Kepala SKK Migas Ngatijan menyampaikan terdapat tantangan terberat terkait dengan upaya meningkatkan lifting minyak dan gas, serta upaya mencapai target investasi hulu migas di tahun 2022.
Berdasarkan data SKK Migas, realisasi lifting minyak hingga 30 September baru mencapai 610,1 ribu barel per hari (bph) atau baru mencapai 86,8% dari target 703 ribu bph. Sedangkan untuk gas mencapai 5.353 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) atau 92,3% dari target 5.800 MMSCFD.
"Jadi dari awal tahun kita tahu bahwa kemampuan kita pada saat itu untuk mencapai 703 ribu barel itu sangat susah," ujarnya dalam focus group discussion media gathering SKK Migas dan KKKS, Senin (3/10/2022).
Meski begitu, SKK Migas sendiri terus berupaya untuk meningkatkan agresivitas dan jumlah kegiatan utama di sektor hulu migas. Adapun hingga September 2022 pengeboran sumur telah mencapai 543 sumur atau 61% dari target yang mencapai 890 sumur pengembangan atau sudah mencapai 113% dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar 480 sumur pengeboran pengembangan.
Kegiatan workover sudah mencapai 85% dari target dan well service sudah mencapai 76% dari target. "Dampak dari masifnya pengeboran sumur pengembangan, kegiatan workover dan well service akan meningkatkan produksi migas hingga akhir tahun 2022. Kabar baiknya tentu adalah akan mendukung produksi migas pada level yang lebih optimal di awal tahun 2023," kata Ngatijan.
SKK Migas sebelumnya telah menetapkan target produksi minyak siap jual atau lifting di tahun ini sebesar 640 ribu barel per hari (bph). Angka tersebut setidaknya turun jika dibandingkan target yang ditetapkan pada APBN 2022 yang sebesar 703 ribu bph.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan bahwa tekanan dari pandemi Covid-19 telah membuat beberapa proyek mengalami kemunduran. Sehingga berdampak pada capaian lifting di tahun ini.
Sementara, pada tahun depan Dwi memperkirakan bahwa target lifting minyak akan berada di level 660.000-680.000 barel per hari. Hal itu juga sudah disepakati oleh pemerintah dan DPR pada rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2023.
"Setelah ada pandemi itu kan outlook kita di tahun 2022 ini, nanti itu kita targetkan sekitar 640 ribu bph jadi kalau tahun depan itu naik dong 660 ribu bph," kata dia saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (8/7/2022)
(pgr/pgr) Next Article Revisi UU Migas Dikejar, SKK Migas Terancam Bubar