
Xi Jinping Pening, Ada Krisis Baru Ancam Ekonomi China

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Krisis baru kini mengancam China. Ini terkait fenomena yang ada di antara generasi mudanya.
Ramai-ramai pemuda di negara itu memilih menjadi 'kaum rebahan'. Mereka menyerah pada situasi buruk, yang biasa disebut "bailan".
"Saya adalah bailan. Tinggalkan aku sendiri," tulis seorang warga bernama Yan Jie 28 tahun di depan pintu kamarnya, di Shanghai, dikutip South China Morning Post (SCMP), Rabu (5/10/2022).
"Ketika saya diberi tugas di tempat kerja, saya berusaha menghindarinya. Jika saya dipaksa untuk melakukan pekerjaan itu, saya akan melakukannya tetapi tak akan maksimal," tambahnya.
"Ketika orang tua saya bertanya kepada saya tentang kapan saya akan menikah, saya mengatakan kepada mereka bahwa saya akan membiarkannya begitu saja," jelasnya lagi.
Bailan sebenarnya berarti harfiah "membusuk". Namun hal itu kini populer di kalangan anak muda China seiring tingginya harapan sosial di negara itu.
Ekspektasi tinggi lingkungan membuat mereka kecewa. Ini menjadi semacam perang melawan harapan sosial tinggi apalagi kalau tidak tercapai.
Setidaknya, ada sejumlah hal yang menjadi faktor bailan muncul. Di antaranya, kata Yan, harga rumah yang terlampau tinggi, termasuk biara berkencan.
Yan mengatakan keputusannya mengikuti gaya hidup bailan memungkinkannya menjalani gaya hidup yang lebih nyaman. Ia bisa mendedikasikan lebih banyak waktu untuk hobinya.
"Dari kecil saya sudah diajari untuk rajin dan pantang menyerah. Tapi saya menemukan di masa dewasa bahwa ini sangat melelahkan. Mengapa kita tidak bisa melambat? Mengapa kita harus selalu berjuang untuk maju?" kata dia.
Pengamat ekonomi China dari Universitas Fudan, Profesor Shi Lei, juga membenarkan fenomena itu. Persaingan yang tinggi menjadi penyebabnya.
"Beberapa dekade yang lalu, ketika kami pertama kali memulai reformasi dan kebijakan keterbukaan, banyak pekerjaan dan peluang tersedia karena 'ambang batas' untuk bakat rendah. Orang-orang merasa bahwa menghasilkan uang itu mudah. Tapi periode ini telah berakhir setelah sekitar 40 tahun," katanya, merujuk pada pembukaan ekonomi China pada 1978.
"Sekarang dibutuhkan resume yang lebih baik untuk memenuhi permintaan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang mempersulit beberapa orang untuk mencari pekerjaan, dan ini telah menciptakan lonjakan jumlah mahasiswa pascasarjana," tegasnya.
Hal ini membuat keresahan termasuk pemerintah. Mentalitas tersebut diyakini akan menurunkan semangat kompetensi dan merembet ke ekonomi China.
Perlu diketahui ekonomi China saat ini memang tengah melambat. IMF menulis bagaimana PDB China Hanna akan tumbuh 2,8% tahun ini, jauh dari perkiraan sebelumnya 5%.
Tingkat pengangguran kaum muda di China juga mencatat kenaikan. Per Juli mencapai 19,9%.
"Sikap pesimis di kalangan anak muda dapat mengancam perekonomian yang sudah melambat," tegasnya.
"Mungkin hanya sekelompok kecil orang yang benar-benar 'menjadi bailan', tetapi ketika frasa itu dibesar-besarkan di media sosial, itu menciptakan suasana sosial dan itu bisa cukup untuk membuat dampak," kata Shi lagi.
(sef/sef) Next Article Properti Menjadi Pilar Ekonomi Utama di China