
CEO JPMorgan: AS Segera Resesi, 6-9 Bulan Lagi

Jakarta, CNCB Indonesia - CEO perusahaan perbankan investasi JPMorgan Chase & Co., Jamie Dimon, memperingatkan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan global akan mengarah ke dalam resesi pada pertengahan tahun 2023 mendatang.
Meski begitu, kepala eksekutif bank terbesar di AS tersebut mengatakan ekonomi Negeri Paman Sam sebenarnya masih baik-baik saja saat ini, di mana konsumen kemungkinan akan berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan dengan krisis keuangan global 2008.
"Tetapi Anda tidak dapat berbicara tentang ekonomi tanpa membicarakan hal-hal di masa depan. Dan, ini adalah hal yang serius," kata Dimon dalam konferensi JPM Techstars di London, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, Selasa (11/10/2022).
Di antara indikator terkait hal tersebut, Dimon mengutip dampak inflasi yang tidak terkendali, suku bunga naik lebih dari yang diharapkan, efek pengetatan kuantitatif yang tidak diketahui dan perang Rusia di Ukraina.
"Ini adalah hal-hal yang sangat, sangat serius yang menurut saya kemungkinan akan mendorong AS dan dunia. Maksud saya, Eropa sudah dalam resesi dan mereka kemungkinan akan menempatkan AS dalam semacam resesi enam hingga sembilan bulan dari sekarang," terang Dimon.
Selain itu, Dimon mengatakan tidak bisa memastikan berapa lama resesi di AS akan berlangsung. Ia menambahkan bahwa pelaku pasar harus menilai berbagai hasil sebagai gantinya.
"Ini bisa berubah dari sangat ringan hingga cukup sulit dan banyak yang akan bergantung pada apa yang terjadi dengan perang ini. Jadi, saya pikir menebak itu sulit, bersiaplah," imbuhnya.
Dimon mengatakan satu-satunya jaminan yang bisa dia yakini adalah pasar yang bergejolak. Dia juga memperingatkan bahwa ini bisa bertepatan dengan kondisi keuangan yang tidak teratur.
Komentar Dimon datang pada saat meningkatnya kekhawatiran tentang prospek resesi ekonomi saat Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya menaikkan suku bunga untuk memerangi lonjakan inflasi.
The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar tiga perempat poin persentase bulan lalu, kenaikan ketiga berturut-turut sebesar itu. Pejabat Fed juga mengindikasikan mereka akan terus menaikkan suku bunga jauh di atas kisaran saat ini 3% hingga 3,25%.
(sef/sef) Next Article Hati-Hati! AS Diramal Segera Resesi, Ini Bukti Barunya