²©²ÊÍøÕ¾

Warning! IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Dunia 2023 Jadi 2,7%

haa, ²©²ÊÍøÕ¾
11 October 2022 20:05
The World Bank headquarters building is decorated ahead of the IMF/World Bank spring meetings in Washington, U.S., April 8, 2019. REUTERS/Yuri Gripas
Foto: Gedung kantor pusat Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi 2023 dari menjadi 2,7% dari sebelumnya 2,9%.

Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun ini tidak berubah, yakni pada 3,2%. IMF memastikan proyeksi pertumbuhan ekonomi pada 2023 adalah profil pertumbuhan terlemah sejak 2001, kecuali masa pandemi Covid-19 dan krisis keuangan global.

Adapun, pelemahan ini dipicu oleh inflasi tinggi yang lebih tinggi dalam beberapa dekade terakhir, serta ketatnya kondisi keuangan di sejumlah wilayah, invasi Rusia di Ukraina dan pandemi Covid yang masih berlangsung.

"Dunia berada dalam periode yang bergejolak: perubahan ekonomi, geopolitik, dan ekologi semuanya berdampak pada pandangan global. Inflasi telah melonjak hingga beberapa dekade tertinggi, mendorong pengetatan kebijakan moneter yang cepat dan menekan anggaran rumah tangga, sementara dukungan fiskal terkait pandemi Covid-19 berkurang," tulis IMF dalam World Economic Outlook (WEO), Selasa (11/10/2022).

Inflasi global diperkirakan melonjak hingga 8,8% pada 2022 dan 6,5% pada 2023.

Lonjakan inflasi menyebar ekonomi maju dengan variabel yang lebih besar di negara maju dan negara berkembang.

IMF pun mengungkapkan sekitar sepertiga ekonomi dunia menghadapi dua kuartal berturut-turut pertumbuhan negatif.

"Kontraksi PDB AS pada paruh pertama tahun 2022, kontraksi kawasan euro pada paruh kedua tahun 2022, dan wabah Covid-19 yang berkepanjangan dan penguncian di China dengan krisis sektor properti yang berkembang. Sekitar sepertiga ekonomi dunia menghadapi pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut," ungkap IMF dalam laporannya.

Lembaga internasional ini juga mengingatkan soal krisis utang baik bagi negara maju dan berkembang.

"Krisis utang yang melebar di negara-negara ini akan membebani pertumbuhan global dan dapat memicu resesi global." tegas IMF.

Dari data WEO IMF, Rusia diproyeksi tumbuh negatif -3,4% pada 2022 dan -2,3% pada 2023.

Selain Rusia, IMF memperkirakan ekonomi Jerman kontraksi sebesar -0,3%, Italia sebesar -0,2% dan Chile -1,0% pada 2023.

Sementara itu, AS diperkirakan masih tumbuh positif 1,6% pada 2022 dan melemah menjadi 1,0% pada 2023.

Pemangkasan proyeksi IMF ini tidak mengejutkan karena lembaga yang berkantor di Washington DC tersebut telah mengumumkan rencana tersebut.

Managing Director IMF Kristalina Georgieva mengungkapkan bahwa pihaknya akan memangkas proyeksi karena risiko resesi dan ketidakstabilan keuangan terus meningkat.

Kondisi ini dipicu oleh guncangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, serangan Rusia ke Ukraina, dan bencana iklim di semua benua. IMF memandang kondisi ini bisa menjadi lebih buruk ke depannya.

"Kami mengalami perubahan mendasar dalam ekonomi global, dari dunia yang relatif mudah diprediksi ... ke dunia dengan lebih banyak kerapuhan - ketidakpastian yang lebih besar, volatilitas ekonomi yang lebih tinggi, konfrontasi geopolitik, dan bencana alam yang lebih sering dan menghancurkan," katanya dalam pidato di Universitas Georgetown dikutip Reuters, Minggu (9/10/2022).

Kristalina menuturkan tatanan lama dunia yang ditandai aturan global, suku bunga rendah dan inflasi rendah, memberi jalan kepada tatanan baru.

Tatanan baru berisiko membawa beberapa negara terlempar keluar jalur dengan lebih mudah dan lebih sering.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membagikan kabar bahwa sebanyak 28 negara tengah antre untuk menjadi pasien IMF. Jumlah ini lebih tinggi dari krisis 1998.

Ketidakpastian global, perang, likuiditas ketat, era suku bunga tinggi dan krisis energi serta pangan, menjadi penyebab utama.


(haa/haa) Next Article Alert! Bos IMF Bawa Kabar Buruk soal Resesi Global

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular