Diakui Pemerintah, Ini Bukti Industri Tekstil Berdarah-darah!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Gejolak perekonomian global menyebabkan pelemahan pada sisi permintaan, yang kemudian berimbas terhadap penurunan kinerja ekspor Indonesia di beberapa sektor. Hal ini juga yang membuat industri tekstil harus mengurangi jumlah pegawai atau karyawannya.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menjelaskan, terjadi penurunan pada jumlah tenaga kerja di industri tekstil pada periode Agustus 2021 hingga Agustus 2022.
Penurunan jumlah tenaga kerja, dari data BPS terjadi pada 13 sub sektor industri tekstil. Di mana terjadi penurunan tenaga kerja sebesar 1,13 juta menjadi 1,08 juta. Atau turun sekira 50.000 orang.
"Penurunan tenaga kerja berjumlah dari 1,13 juta menjadi 1,08 juta orang dari periode Agustus 2022 dibandingkan periode Agustus 2021 (year on year/yoy), jelas Margo dalam konferensi pers kemarin, dikutip Selasa (8/11/2022).
BPS mencatat jumlah pengangguran periode Agustus 2022 sebanyak 8,42 juta orang. Jumlah ini terdiri dari jumlah angkatan kerja yang mencapai 135,50 juta orang penduduk bekerja.
Adapun penduduk usia kerja saat ini 209,42 juta orang atau tumbuh 2,71 juta orang. Kemudian untuk pekerja penuh terdiri dari 92,63 juta orang atau tumbuh 8,37 juta orang.
Margo bilang, kondisi ketenagakerjaan belum sepenuhnya hilang karena dampak pandemi Covid-19. Di mana terdapat pekerja paruh waktu 34,13 juta orang atau turun 1,24 juta orang.
Lalu setengah pengangguran 8,54 juta orang atau turun 2,88 juta orang. BPS juga mencatat orang yang terdampak COVID-19 sebanyak 4,15 juta dengan komposisi 240 ribu orang menganggur karena Covid-19.
Juga terdapat 320.000 orang bukan angkatan kerja dan sebanyak 110.000 orang tidak bekerja karena Covid-19.
Pada kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, penurunan kinerja ekspor Indonesia menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) masalh di sejumlah industri, terutama pada industri tekstil.
"Pelemahan permintaan global ini tentu akan menahan laju ekspor Indonesia ke depan, dan kondisi ini juga mulai berdampak pada beberapa industri, khususnya terkait dengan sektor tekstil dan produk tekstil," ungkap Airlangga dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
(cap/mij) Next Article Terungkap! Biang Kerok PHK Massal Industri Tekstil