²©²ÊÍøÕ¾

RI Jadi 'Juru Selamat' Eropa dari Kedinginan

Wilda Asmarini, ²©²ÊÍøÕ¾
25 November 2022 16:00
Eropa Makin Ngeri, 5 Negara Sudah 'Teriak' Krisis Energi
Foto: Infografis/ Eropa Makin Ngeri, 5 Negara Sudah 'Teriak' Krisis Energi / Aristya Rahadian

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Di tengah musim dingin yang melanda Eropa di akhir tahun ini, permintaan batu bara semakin melonjak. Termasuk, permintaan batu bara ke Indonesia, sejak memutuskan untuk menghentikan impor batu bara asal Rusia.

Kondisi ini menyebabkan ekspor batu bara RI ke Eropa diperkirakan bisa mencapai 5 juta ton hingga akhir tahun ini. Pasalnya, sampai Oktober 2022 saja ekspor batu bara RI ke Eropa tercatat mencapai 4 juta ton.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia.

"Musim dingin, permintaan batu bara pasti naik. Hitungan kasar, sampai akhir Desember 2022, ekspor ke Eropa bisa sampai 5 juta ton, kasarnya. Data per Oktober 2022, data unofficial sudah 4 juta ton," ungkapnya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Jumat (25/11/2022).

Dia menyebut, hampir sejumlah negara Eropa memesan, tidak hanya menumpuk di satu negara. Mulai dari Jerman, Polandia, Italia, maupun Spanyol, menurutnya memesan batu bara ke Indonesia.

"Negara-negara yang tadinya impor dari Rusia, nyari dari luar Rusia, ada Jerman, Polandia, Italia, Spanyol," tuturnya.

Hendra mengatakan, ada pun batu bara yang dipesan Eropa ini rata-rata berkalori tinggi di atas 5.500 kkal/kg, lebih tinggi dibandingkan batu bara untuk pembangkit listrik di Tanah Air.

Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2021, ekspor batu bara RI ke Eropa terbesar ke Spanyol, di mana pada 2021 tercatat mencapai 77 ribu ton, 2020 nol, 2019 1,17 juta ton, 2018 3,23 juta ton, dan 2017 2,44 juta ton. Adapun sejak 2011, ekspor batu bara tertinggi ke Spanyol sempat terjadi pada 2012 yang tercatat mencapai 6,21 juta ton, dan terbesar kedua pada 2014 5,67 juta ton.

Sementara negara tujuan ekspor Eropa lainnya tidak dipublikasikan dan masuk ke dalam "lain-lain" negara tujuan ekspor RI.

Seperti yang diketahui, Eropa memang sedang membutuhkan bahan baku batu bara untuk kebutuhan energi kelistrikan negaranya di tengah krisis energi yang sedang melanda negara-negara Uni Eropa tersebut.

Batu bara asal Indonesia menjadi substitusi impor Eropa tatkala, negara-negara tersebut mengenakan sanksi ekonomi berupa penyetopan batu bara dari Rusia yang menjadi andalan mereka.

Harga batu bara tetap merangkak naik di tengah banyaknya sentimen negatif yang membayangi pergerakan pasir hitam. Pada perdagangan Kamis (24/11/2022), harga batu bara kontrak Desember di pasar ICE Newcastle tercatat US$ 356,65 per ton. Harganya menguat tipis 0,15%.

Kenaikan kemarin memperpanjang tren positif pasir hitam yang harganya selalu menguat sejak Kamis pekan lalu. Dalam enam hari tersebut, harga batu bara melesat 12,8%.

Dalam sepekan, harga batu bara melambung 11,5% secara point to point. Harga pasir hitam ambles 7% sebulan tetapi masih melesat 94,4% setahun.

Adapun harga batu bara tertinggi sempat terjadi pada 5 September 2022 yang mencapai US$ 463,75 per ton.


(wia) Next Article 40% Perusahaan Batu Bara Belum Disetujui Rencana Kerjanya, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular