
China 'Bahayakan' RI, Pengusaha: Kami Tak Bisa Apa-apa

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) akhirnya buka suara terkait dengan kondisi perekonomian China yang memburuk sehingga berdampak signifikan pada dunia usaha di Tanah Air.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengungkapkan kondisi China memberikan dampak signifikan terhadap Indonesia karena China adalah mitra dagang utama Indonesia.
Pangsa pasar ekspor Indonesia ke China sepanjang Januari - Oktober mencapai US$ 51,5 miliar dan berkontribusi 22,3% dari total ekspor. Jika China melambat, maka Indonesia akan terpukul.
Seperti diketahui, China tengah melakukan lockdown sebagai bagian dari kebijakan zero-Covid. Kebijakan lockdown yang berkepanjangan akan membahayakan Indonesia bahkan dapat mengganggu rantai pasok global.
"Kalau lama-lama mereka lockdown berkepanjangan gini untuk kita dan untuk dunia menurut saya nggak bagus karena kalau China itu sampai dia bermasalah itu pasti pengaruh ke dunia besar, karena dia juga men-supply produk-produk mereka ke seluruh mata rantai industri dunia," katanya kepada ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Selasa (6/12/2022).
Tidak hanya itu, Hariyadi mengatakan pengusaha kesulitan menyusun strategi dalam merespon bahaya ekonomi ini. Pasalnya, ancaman ini datangnya dari lockdown akibat pandemi, bukan karena intervensi manusia.
"Kalau kita khusus dengan China ini lebih kepada memang kita enggak bisa berbuat banyak ya karena yg berat itu lockdown ya kalau mereka tidak lockdown mungkin gak ada masalah," tegasnya.
"Jadi ini pengalaman yang paling sulit bagi kami itu situasi yang diakibatkan oleh alam, terutama pandemi atau situasi-situasi bencana alam tapi kalau terjadi karena masih ada intervensi manusia masih oke," tambahnya.
Harus diakui, lockdown membuat pengusaha sulit untuk mencari strategi guna melanjutkan penetrasi ke pasar China.
Nomura memangkas proyeksi PDB China 2022 menjadi 2,8% saja. Untuk tahun depan, PDB diperkirakan tumbuh 4%, dipangkas dari proyeksi sebelumnya 4,3%.
Memang ada kenaikan PDB di tahun depan, tetapi tetap saja rendah, apalagi jika melihat low base di tahun ini. Kemudian jika melihat sejak 1989 rata-rata PDB China sebesar 9,05%, melansir Trading Economics
Artinya, ini menjadi masa ekonomi "tergelap" bagi Xi Jinping yang menjabat Presiden China sejak 2013 lalu.
(haa/haa) Next Article Jokowi Sudah Tiba di Beijing China, Besok Jumpai Xi Jinping