
Amerika dan Australia Protes UU KUHP, RI Mesti Takut?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Australia dan Amerika Serikat (AS) melayangkan protes keras terhadap pengesahan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP) menjadi undang-undang (UU). Protes kedua negara dikhawatirkan akan mempengaruhi investasi dan kunjungan wisata ke Indonesia.
Poin yang dipermasalahkan kedua negara adalah larangan seks di luar nikah. Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut bahwa Negara Paman Sam khawatir jika perubahan ini dapat berdampak pada pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan mendasar di Indonesia.
Australia juga memberikan himbauan bagi warganya yang hendak menghabiskan waktu di Bali terkait larangan seks bebas di luar nikah.
Baik Australia dan AS merupakan mitra utama Indonesia di bidang ekonomi. AS merupakan pasar ekspor terbesar kedua setelah China.
Dari sisi investasi, Negara Paman Sam juga menjadi salah satu yang terbesar. Sementara itu, Australia merupakan salah satu penyumbang turis terbesar untuk Indonesia.
Data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKMP) menunjukkan investasi AS melonjak tajam dalam dua tahun terakhir. Hal ini ditopang dengan besarnya nilai investasi yang ditanam perusahaan-perusahaan AS.
Termasuk didalamnya adalah PT Freeport Indonesia (PTFI) dan Air Products & Chemicals Inc.
Pada tahun lalu, PTFI yang masih memiliki afiliasi dengan Freeport-McMoRan AS tersebut menanamkan investasi sebesar Rp 42 triliun untuk membangun pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik, Jawa Timur.
Sementara itu, Air Products & Chemicals Inc melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan. Komitmen investasi mereka pun tak main-main yakni mencapai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 234 triliun.
Nilai investasi AS pada 2021 menembus US$ 2,54 miliar atau Rp 39, 8 triliun. Jumlah tersebut melesat tiga kali lipat dibandingkan 2020 yang tercatat US$ 749,7 juta.
Dengan nilai investasi sebesar US$ 2,5 miliar, AS menyodok sebagai investor terbesar ke empat di Indonesia pada 2021.
Posisi tersebut adalah yang tertinggi paling tidak dalam lima tahun terakhir. Negara Paman Sam bahkan mampu menggeser Jepang dan Korea Selatan yang selama ini menjadi investor tradisional Tanah Air.
Investasi di AS tetap melesat pada tahun ini. Sepanjang Januari-September 2022, Amerika Serikat sudah menanamkan investasi senilai US$ 2,12 miliar atau Rp 33,13 triliun dengan jumlah proyek mencapai 841. Nilai tersebut setara dengan 6,3% dari total penanaman modal asing di Indonesia.
Berbeda dengan Amerika Serikat, nilai investasi Australia di Indonesia tidak terlalu besar. Nilai investasi Australia mencapai US$ 195,2 juta pada 2021 dan berada di posisi 15 dalam rangking investor asing di Indonesia.
Sebelum pandemi pada 2019, nilai investasi Australia di Indonesia tercatat US$ 348,2 juta. Salah satu perusahaan besar Australia yang berinvestasi di Indonesia adalah Coca Cola Amatil.
Berbeda dari sektor investasi yang terbilang kecil, Australia selalu masuk lima besar penyumbang turis terbesar di Indonesia sebelum pandemi Covid-19.
Jumlah turis Australia yang mengunjungi Indonesia pada 2019 mencapai 1,39 juta atau 8,6% dari total turis yang masuk Indonesia. Jumlah Turis Australia hanya kalah dari China yang mencapai 2,07 juta.
Turis Australia yang mengunjungi Indonesia menurun drastis setelah pandemi karena Negeri Kanguru baru membuka perbatasan mereka pada awal 2022.
Sepanjang Januari-Oktober 2022, turis Australia yang mengunjungi Indonesia mencapai 472.842, melonjak nyaris 15 kali lipat.
TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA
(mae/mae) Next Article 104 Tahun RI Pakai Hukum Belanda, Kapan KUHP Baru Berlaku?