²©²ÊÍøÕ¾

Ramalan BMKG: 9 Wilayah Ini Akan Dilanda Hujan Sangat Lebat

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
27 December 2022 16:35
BMKG
Foto: Farih Maulana/detikcom

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengumumkan, prakiraan cuaca ekstrem akan melanda sembilan wilayah di Indonesia akibat adanya sejumlah dinamika atmosfer.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, potensi hujan lebat hingga sangat lebat dapat terjadi di sebagian wilayah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, dan NTT.

"Selama periode 27 Desember 2022 hingga 2 Januari 2023 perlu diwaspadai potensi hujan lebat hingga sangat lebat, bahkan sampai ekstrem terjadi," kata Dwikorita saat konferensi pers secara daring, Selasa (27/12/2022).

Adapun potensi hujan sedang hingga lebat kata dia dapat terjadi di sebagian wilayah Aceh, Bengkulu, Sumatera Barat, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Tenggara, Papua Barat, serta Papua.

Dwikorita menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu peningkatan curah hujan selama periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) pada saat ini karena munculnya empat fenomena dinamika atmosfer secara bersamaan.

Pertama ialah fenomena Monsun Asia yang menunjukkan aktivitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir dengan potensi dapat disertai adanya seruakan dingin dan fenomena aliran lintas ekuator.

"Ini dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan," ucap Dwikorita.

Seruakan dingin Asia merupakan fenomena yang cukup lazim terjadi saat Monsun Asia aktif yang mengindikasikan adanya potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Benua Asia menuju ke wilayah selatan.

Dampak dari munculnya seruakan dingin tersebut dapat meningkatkan potensi curah hujan di wilayah Barat Indonesia apabila disertai dengan fenomena cross equatorial northerly surge (CENS) atau arus lintas ekuatorial yang mengindikasikan adanya aliran massa udara dingin dari utara yang masuk ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.

"Dampak adanya seruakan dingin dari Asia yang disertai CENS ini dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan dan kecepatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator," ucap Dwikorita

Selain itu, dia mengungkapkan, adanya indikasi pembentukan pusat tekanan rendah di sekitar wilayah Australia yang dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan angin di sekitar wilayah Indonesia bagian selatan ekuator serta dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di sekitar wilayah Sumatera, Jawa, hingga Nusa Tenggara, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan Indonesia.

Kemudian, bibit siklon tropis 95W juga tumbuh di Samudra Pasifik sebelah Utara Papua Barat, tepatnya di sekitar 8.8°LU 130.9°BT, dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1008 mb.

Berdasarkan citra satelit Himawari-8 6 jam terakhir menunjukkan adanya aktivitas konvektif yang signifikan terutama di sebelah utara sistem. Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia.

Fenomena terakhir ialah munculnya aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) disertai fenomena Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial yang masih menunjukkan kondisi signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan di wilayah Indonesia.

"Sehingga berpotensi masih jadi ekstrim hujannya sepekan ke depan di wilayah Indonesia. Ini perlu kita siagakan," tutur Dwikorita.


(mij/mij) Next Article BMKG Punya Peringatan Terbaru soal Cuaca RI, Simak!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular