²©²ÊÍøÕ¾

Harga BBM di RI Harusnya Turun Besok, Ini Hitungannya..

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
31 December 2022 19:01
Pertamina
Foto: dok Pertamina Patra Niaga

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dalam negeri diperkirakan akan kembali mengalami penyesuaian. Khususnya per 1 Januari 2023 ini.

Penyesuaian harga itu khususnya untuk BBM non subsidi dilihat berdasarkan harga minyak mentah dunia dan kurs rupiah.

Seperti diketahui, harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir ini sudah mengalami sedikit penurunan dibandingkan pada pertengahan tahun ini yang mencapai di atas US$ 100 per barel.

Sedangkan untuk kurs Rupiah menjadi faktor dari penentuan harga BBM khususnya BBM non subsidi. Saat ini, Kurs rupiah terlibas dolar Amerika Serikat (AS) hingga pada pertengahan perdagangan Kamis (29/12/2022), bahkan menjadi mata uang yang terkoreksi paling tajam di Asia. Padahal, mayoritas mata uang di Asia sukses menguat.

Mengacu pada data Refinitiv, pada pembukaan perdagangan rupiah terkoreksi 0,26% ke Rp 15.740/US$. Kemudian, rupiah sukses memangkas koreksinya menjadi hanya sebesar 0,19% ke Rp 15.730/US$ pada pukul 11:00 WIB. Mata Uang Garuda bahkan menyentuh rekor terlemah tahun ini.

Lantas bagaimana perhitungan berdasarkan harga minyak mentah dan kurs Rupiah yang ada saat ini?

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Abra Talattov mengungkapkan perhitungan penyesuaian harga jual BBM non subsidi ditentukan berdasarkan harga minyak mentah dunia dan kurs rupiah yang berlaku pada dua bulan sebelumnya.

Yang mana dia menilai penyesuaian harga di bulan Januari 2023 mendatang akan diperhitungkan berdasarkan harga minyak mentah dan kurs Rupiah di bulan November 2022. Abra menyebut menurut perhitungannya, kemungkinan harga naik untuk BBM non subsidi diprediksi akan kecil.

"2 bulan sebelumnya itu Oktober-November harganya relatif lebih rendah, jadi potensi kenaikan harga BBM non subsidi memang sangat kecil. Karena tadi melihat perkembangan minyak mentah 2 bulan terakhir," kata Abra kepada ²©²ÊÍøÕ¾, dikutip Sabtu (31/12/2022).

Adapun Abra juga menilai faktor kurs Rupiah juga yang menjadi penentu dari penyesuaian harga BBM non subsidi. Menurutnya, perkembangan kurs dua bulan terakhir tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan harga keekonomian BBM non subsidi.

Selain itu, kemungkinan turunnya harga jual untuk BBM non subsidi selain Pertamax memiliki potensi yang besar. Dia menyebutkan badan usaha yang sudah mengkompensasi atau menurunkan keuntungan untuk BBM jenis Pertamax, sehingga menurutnya, potensi perubahan harga untuk jenis BBM non Subsidi dan non Pertamax.

"Bulan kemarin saya lihat badan usaha sudah mengkompensasi artinya menurunkan potensi keuntungan, barangkali bisa menanggung kerugian dengan penetapan harga jual eceran Pertamax. Jadi menurut saya, lebih banyak potensi penurunan untuk non subsidi non pertamax," tandasnya.


(pgr/pgr) Next Article Harga BBM Terbaru di Seluruh SPBU RI, Kompak Turun!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular