
Alert! Ukraina Buka Suara Gencatan Senjata Rusia

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ukraina buka suara soal gencatan senjata Rusia. Negara itu menolak deklarasi Presiden Vladimir Putin seraya menyebut langkah Kremlin "munafik" dan "propaganda".
"ROC (Republik Rusia) bukanlah otoritas untuk Ortodoksi global dan bertindak sebagai 'penyebar propaganda perang'. Rusia menyerukan genosida terhadap warga Ukraina, menghasut pembunuhan massal dan mendesak militerisasi Federasi Rusia yang lebih besar lagi," kata penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter, dilihat ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (6/1/2023).
"Jadi, pernyataan Rusia tentang 'gencatan senjata Natal' adalah jebakan sinis dan unsur propaganda," tegasnya.
Ia pun mengatakan tak mungkin membuat kesepakatan dengan Rusia. Pasalnya di bawah kata "pembicaraan", Putin menawarkan Ukraina dan dunia "pengakuan haknya untuk merebut wilayah asing" serta "membuat tidak adanya konsekuensi hukum atas pembunuhan massal di wilayah asing".
Lagipula, tambahnya, Ukraina tidak menyerang wilayah lain dan tidak membunuh warga sipil. Ukraina hanya menghancurkan anggota tentara pendudukan Rusia di wilayahnya.
"Rusia harus meninggalkan wilayah pendudukan, baru setelah itu akan ada 'gencatan senjata sementara'," paparnya keras.
"Mungkin orang Rusia tidak mengerti bahasa manusia. Saya menawarkan Putin ... lainnya untuk kembali ke tanggal 25 Desember (2022) atau malam tanggal 31 Desember hingga 1 Januari (2023). Di bawah lolongan rudal dan drone yang terbang untuk membunuh orang Ukraina, diskusikan 'kebenaran Natal'. (Apalagi) denganpemandangan berdarah yang begitu begitu menyayat hati," tutupnya.
Sebelumnya, Putin memerintahkan gencatan senjata sementara. Ini dilakukan Jumat ini dan Sabtu (7/1/2023).
Hal tersebut terkait Natal umat Kristen Ortodoks, yang dirayakan kedua negara pekan ini. Ini juga permintaan khusus pemimpin Ortodoks Rusia, Patriarch Kirill.
"Saya menginstruksikan menteri pertahanan Federasi Rusia untuk memperkenalkan, dari pukul 12:00 pada 6 Januari 2023 hingga 24:00 pada 7 Januari 2023, gencatan senjata di sepanjang garis kontak antara kedua belah pihak di Ukraina," kata Putin sebagaimana diutarakan Kremlin dalam sebuah pernyataan, dikutip AFP.
"Mengingat fakta bahwa sejumlah besar warga yang menganut Ortodoksi tinggal di daerah pertempuran, kami meminta pihak Ukraina untuk mengumumkan gencatan senjata dan memberi mereka kesempatan untuk menghadiri kebaktian gereja pada Malam Natal, serta pada Hari Peringatan. Kelahiran Kristus," tambah pernyataan itu.
Pengumuman ini juga datang setelah panggilan telepon dilakukan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia menekan Putin untuk mengumumkan gencatan senjata sepihak di Ukraina.
"Presiden Erdogan mengatakan seruan untuk perdamaian dan negosiasi harus didukung oleh gencatan senjata sepihak dan visi untuk solusi yang adil," kata kantor Kepresidenan Turki, dikutip Reuters.
Erdogan dan Putin telah berbicara berulang kali sejak pasukan Rusia menyerang Ukraina pada bulan Februari. Turki bertindak sebagai mediator bersama PBB untuk membuat kesepakatan yang memungkinkan ekspor biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.
(sef/sef) Next Article Perang Berlanjut! Rusia Kirim Rudal ke Ukraina, Listrik Langsung Padam
