
Astaga Ngerinya! Jam Kiamat Berdetak Lagi, Dekati Hari Akhir

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dunia saat ini sedang diliputi ancaman kehancuran oleh perang nuklir setelah terjadinya ketegangan antara Rusia dan Amerika Serikat (AS) terkait perang di Ukraina. Hal ini membuat jarum jam kiamat mulai mendekati ambang batasnya, yakni jam 12 malam.
Jam kiamat dibuat oleh para pakar untuk menentukan seberapa dekat umat manusia dengan kehancuran kehidupan. Jarum yang menunjukan waktu tengah malam diartikan sebagai permulaan bencana global.
Para ilmuwan meluncurkan jam itu pada awal Perang Dingin pada tahun 1947 dan menyetelnya tujuh menit sebelum tengah malam. Setelah AS dan Uni Soviet menandatangani Perjanjian Pengurangan Senjata Strategis pada tahun 1991 untuk mengurangi senjata nuklir, jam disetel ulang menjadi 17 menit menjelang tengah malam.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jarum menit semakin mendekati tengah malam. Karena risiko nuklir dan perubahan iklim, jam ditetapkan pada dua menit hingga tengah malam pada tahun 2018, dan 100 detik hingga tengah malam pada tahun 2020, waktu terdekat yang pernah ada.
Ilmuwan dari Dewan Sains dan Keamanan Buletin Ilmuwan Atom, kelompok pakar yang berbasis di Chicago di bidang risiko nuklir, perubahan iklim, teknologi pengganggu, dan bioterorisme, akan membuat penilaian baru untuk mengatur jam itu pekan depan. Mereka mengarahkan ancaman nuklir Rusia sebagai topik utama diskusi.
"Selama bertahun-tahun, kami dan pihak lain telah memperingatkan bahwa cara senjata nuklir yang paling mungkin digunakan adalah melalui eskalasi yang tidak diinginkan atau tidak diinginkan dari konflik konvensional. Invasi Rusia ke Ukraina telah menghidupkan skenario mimpi buruk ini," ujar rilis mereka, dikutip Express, Rabu (18/1/2023).
Sejauh ini, Presiden Rusia Vladimir Putin bersama para pejabatnya terus menggaungkan ancaman perang nuklir dengan negara-negara yang mendukung Ukraina. Ucapan ini makin keras didengungkan Kremlin setelah berhasil menguasai empat wilayah Ukraina yakni Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson.
Salah satu ancaman nuklir terbaru datang dari Viktor Medvedchuk, sekutu Vladimir Putin, yang memperingatkan kemungkinan pecahnya perang nuklir di Eropa.
"Bukan lagi Eropa yang mengajarkan politik Ukraina, tetapi Ukraina mengajarkan Eropa bagaimana mencapai kemerosotan ekonomi dan kemiskinan dengan bantuan kebijakan kebencian dan kekerasan pendirian," ujarnya.
"Dan jika Eropa terus melanjutkan kebijakan ini, mereka akan terseret ke dalam perang, mungkin ke perang nuklir."
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden sendiri telah mewanti-wanti bahwa perang nuklir akan menjadi perang api tanpa akhir atau Armagedon. Ia mengaku bahwa Washington juga telah memberitahu Moskow secara diam-diam terkait ancaman yang dapat muncul bila Rusia menggunakan senjata nuklirnya.
Ìý
(luc/luc) Next Article Ngerinya 'Jam Kiamat', Ramal Nuklir dan Perang Dunia 3
