
Investasi Asing Banjir di Akhir 2022, Tembus Rp 654 T

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Investasi dan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 654,4 atau naik 44,2% dari tahun 2021. Pertumbuhan tersebut cukup luar biasa dibandingkan PMDN yang hanya tumbuh 23,6% menjadi Rp 552,8 triliun.
Dari nilai tersebut, Bahlil menuturkan Singapura meraih peringkat terdepan dengan realisasi US$ 13,3 miliar dan kedua, China sebesar US$ 8,2 miliar. Kemudian, posisi ketiga ada Hong Kong dengan realisasi US$ 5,5 miliar dan Jepang berada di posisi keempat dengan US$ 3,8 miliar. Posisi kelima ditempati oleh Malaysia sebesar US$ 3,3 miliar.
Menurut BKPM, Singapura selalu memimpin realisasi PMA sejak lama. Kendati demikian, nilai realisasi 2022 turun dibandingkan 2021 yang mencapai US$ 9,8 miliar.
![]() Realisasi Investasi Triwulan IV dan Januari - Desember Tahun 2022. (Dok. Kementerian Investasi/BKPM) |
Dari sisi wilayah, Bahlil mengatakan PMA terbesar dibukukan oleh Sulawesi Tenggara sebesar US$ 7,5 miliar atau tumbuh 16,4%. Kemudian, posisi kedua dan ketiga masing-masing Jawa Barat US$ 6,5 miliar dan Maluku Utara US$ 4,5 miliar.
Adapun dari sisi sektor, PMA paling banyak mengalir ke Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya sebesar US$ 11,0 miliar dan posisi kedua adalah Pertambangan US$ 5,1 miliar. Posisi ketiga ada Industri Kimia dan Farmasi sebesar US$ 4,5 miliar.
Sementara itu, pada kuartal IV-2022, penanaman modal asing (PMA) mencapai Rp 175,2 triliun atau naik 43,3% dari tahun 2021.
(haa/haa) Next Article Momen Bahlil 'Minta Ampun' Undang Investasi Asing ke RI