
Sri Mulyani: Defisit APBN 2024 Dipatok 2,16% - 2,64%

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tahun 2024 merupakan tahun terakhir bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi kepala negara. Defisit APBN pada tahun tersebut diperkirakan akan mencapai 2,16% hingga 2,64% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam keterangan pers usai Rapat Terbatas di Kantor Presiden, Senin (20/2/2023).
Defisit APBN 2024 yang mencapai 2,16% hingga 2,64% dari PDB lebih rendah dari target defisit APBN 2023 yang sebesar 2,84% dari PDB.
"Untuk tahun depan awal kita perkirakan defisit makin menurun pada level 2,16% hingga 2,64% dari PDB, dengan primary balance mendekati 0%," jelas Sri Mulyani.
Defisit yang semakin mengecil tersebut, sejalan dengan pelaksanaan Perppu 1/2020 atau Undang-Undang 2/2020 yaitu konsolidasi fiskal di mana pada tahun 2023 defisit harus dijaga di bawah 3% dari PDB.
Adapun sesuai arahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, berbagai program-program prioritas akan dilakukan.
Program prioritas yang dimaksud diantaranya penurunan kemiskinan ekstrim mencapai 0% akan diupayakan pada tahun 2024.
"Ini berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun dan juga dari kebutuhan untuk pendanaan nya akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan," jelas Sri Mulyani.
Program prioritas lainnya yakni akan meningkatkan alokasi anggaran dalam rangka penurunan stunting, menuju 3%.
(cap/cap) Next Article Defisit APBN 2024 Ditarget 2,29%, Siap Hadapi Gejolak Dunia
