
Pilotnya Disandera OPM, Susi Pudjiastuti Minta Maaf

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti menyampaikan permintaan maafnya kepada masyarakat Papua secara umum karena akibat kejadian pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot telah berdampak kepada operasional pesawat Susi Air.
Pada hari ini, Rabu (1/3/2023) tepat 22 hari sejak terjadinya peristiwa pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot Captain Philip Mark Mehrtens yang dilakukan kelompok yang mengaku sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Jadi kami mohon maaf, saya sebagai founder Susi Air sekarang ini tidak bisa melayani lagi. Tentu banyak sebabnya, armada berkurang, tahun lalu 1, tahun ini 1. Kemudian confidence dari pilotnya," kata Susi kepada awak media dalam konferensi pers, Rabu (1/3/23).
Dengan adanya insiden ini, katanya, pelayanan penerbangan Susi Air menjadi terhambat, banyak masyarakat Papua yang menjadi terhambat dalam segala urusannya, baik proses distribusi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, sampai dengan terhambat dalam melayani perjalanan yang hanya bisa dilewati oleh pesawat porter dan berjalan kaki.
"Pasti berdampak, kalau ada yang sakit jadi tidak bisa berobat, makanan juga semakin berkurang. Sebanyak 70% dari penerbangan flight kurang lebih 20-25 flight, porter bisa mengangkut 7 orang, barang 900kg itu hitungan real-nya," terangnya.
Dia mengatakan, sebanyak hampir 40% operasional penerbangan Papua terhenti. Secara spesifik, sebanyak 70% operasional penerbangan jenis Porter menjadi terhenti. Hal ini berdampak sejumlah tempat yang selama ini dilayani penerbangan perintis aksesnya menjadi terputus.
Susi air telah berkiprah di Papua sejak tahun 2006, katanya, sampai dengan saat ini telah ada 22 pesawat di Papua. Dan dengan 100 flight, rata-rata 70-120 flight per hari, kehadiran Susi air sangat signifikan di Papua.
"Dengan kejadian ini tentu mengagetkan kami, mengejutkan kami, tidak habis pikir. Ini sangat-sangat tidak kita harapkan dan kita tidak habis pikir. Saya mengerti orang berjuang memperjuangkan kemerdekaannya, tapi dengan mengambil kemerdekaan orang lain itu bukan cara yang bijak," tuturnya.
"Kita semua prihatin, berduka, kita tetap berharap dan berdoa bahwa akhirnya saudara kita, Captain Philip Mark Mehrtens bisa dibebaskan, tanpa syarat kalau bisa," imbuh dia.
(hoi/hoi) Next Article Alert! Pesawat Susi Air Terbakar di Nduga Papua Tengah