
Bos Freeport Ungkap Besarnya Nilai Tambah Hilirisasi Tambang

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi industri berbasis bahan tambang mineral cukup besar. Apalagi, mineral tambang yang ditujukan untuk bahan baku dasar pembuatan baterai kendaraan listrik.
Tony mencontohkan, nilai tambah bauksit menjadi barang setengah jadi seperti alumina nilai tambahnya 40%. Sementara bila diolah lagi dari alumina menjadi barang jadi aluminium nilai tambahnya meningkat menjadi 100%.
Kemudian, untuk komoditas tembaga, dari bijih diolah menjadi konsentrat tembaga nilai tambahnya mencapai 95%. Sementara dari konsentrat tembaga menjadi katoda tembaga nilai tambahnya naik lagi sekitar 5-7% menjadi 100%
"Inilah produk akhir perusahaan tambang, metalnya. Ini produk yang sudah tersedia dalam negeri, nikel, aluminium, tembaga, katoda tembaga, ini yang akan diolah lebih lanjut manufacturing menjadi barang-barang yang sampai ke pengguna akhir misalnya EV battery, atau produksi EV itu sendiri," ungkap Tony dalam acara Economic Outlook 2023 ²©²ÊÍøÕ¾ dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Menurut Tony, hilirisasi mineral merupakan satu kesatuan dari beberapa mineral mentah atau dari beberapa tahapan-tahapan pengolahan pemurnian dan manufaktur. Adapun di pertambangan sendiri, hilirisasi mineral paling ujung adalah produksi logam.
"Jadi contoh bijih nikel jadi nikel metal itu produksi paling hilir, setelah itu dia akan dicampur mineral lainnya kemudian jadi stainless steel, atau jadi produk lainnya sendok garpu dari nikel misalnya. Tapi kalau penambang melihatnya produk yang paling hilir adalah metalnya," kata dia.
Untuk proyek ekosistem baterai kendaraan listrik misalnya, dia menyebut proyek ini akan membutuhkan bahan baku berupa nikel mencapai 18%, tembaga 10%, aluminium 15%, kobalt, lithium, maupun grafit.
"Ekosistem ini kan perlu dibuat dan industri perlu diciptakan yaitu yang lebih hilir lagi. Bahan bakunya sudah tersedia di Indonesia," ucapnya.
(wia) Next Article Kesiapan Papua Sambut Era Hilirisasi Tambang
