
OPM Bikin Rusuh! Ganggu Bisnis Maskapai Perintis di Papua

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Aksi pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) telah membuat bisnis maskapai perintis di Papua menjadi terancam.
Pasalnya, bandara di Distrik Paro yang menjadi lokasi pembakaran pesawat Pilatus PC-6 Turbo Porter Susi Air tersebut sebelumnya merupakan rute perintis dari pemerintah, dalam hal ini rute tersebut merupakan rute yang harus diterbangi pesawat Porter sesuai ketentuan kontrak dengan pemerintah.
Namun, setelah terjadinya insiden tersebut, kini bandara distrik Paro menjadi zona merah yang tidak boleh dimasuki oleh pesawat komersil atau yang di luar institusi negara.
"Tidak hanya itu, daerah lain juga menjadi daerah merah (red zone), sehingga 70% penerbangan porter itu menjadi terganggu," ujar Kuasa hukum maskapai penerbangan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau Susi Air, Donal Fariz kepada wartawan seusai konferensi pers di Jakarta, Rabu (1/3/2023).
Donal mengatakan, hampir 40% penerbangan di Papua secara umum menjadi batal dan tidak bisa beroperasi. Pesawat berjenis pilatus porter, karena dia harus masuk ke daerah pegunungan, daerah yang tidak bisa diakses oleh jenis pesawat kecil caravan, dan terhadap pesawat caravan sendiri ada 40% penerbangan yang terpaksa tidak bisa beroperasi.
![]() Organisasi Papua Merdeka atau OPM merilis foto-foto terbaru yang menunjukkan kondisi Pilot Susi Air Kapten Philips Max Mehrtens di bawah penyanderaan mereka. (Dok. Istimewa) |
"Dari hati yang paling dalam Bu Susi tadi menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Papua atas kondisi ini. Jelas ini bukan situasi yang diinginkan, Susi Air tentu merugi secara finansial, tapi tentu yang lebih dirugikan adalah masyarakat Papua secara lebih luas, yang dulu bisa diakses dengan pesawat, sekarang sebagian masyarakat terpaksa kemudian menjadi berjalan memasuki hutan untuk bisa mengakses satu tempat ke tempat lainnya," ujarnya.
Sementara itu, Founder Susi Air, Susi Pudjiastuti menyampaikan permintaan maafnya kepada masyarakat Papua, Pemerintah Daerah, dan seluruh pengguna penerbangan Susi Air di Papua menjadi terganggu, karena 70% dari penerbangan porter Susi Air akhirnya jadi terhenti sekarang.
"Kalau porter terbang satu hari 30-40 flight, berarti sudah lebih dari 20-25 flight terhenti, dan tentu itu mengganggu kegiatan dan supply logistik dari pada masyarakat yang hidup di pegunungan," kata Susi dalam konferensi pers.
Susi menjelaskan penerbangan porter yang dilakukan Susi Air yaitu terbang ke bandara-bandara dimana pesawat jenis karavan tak bisa mendarat. Jadi apabila penerbangan porter stop, berarti hanya bisa digantikan dengan helikopter.
"Rata-rata bandaranya 200-300 meter (landasan pacu), tujuan dari bandara-bandara tempat porter terbang. Tempat yang tidak mungkin terjangkau dengan lain kecuali dengan helikopter atau jalan kaki. Karena jalan di papua juga belum banyak," sebut Susi.
(wur/wur) Next Article Rugi Besar! Segini Harga Pesawat Susi Air yang Dibakar OPM
