²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Biden Mau Palaki Orang Kaya AS, Harus Pikul Beban Lebih Berat

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
09 March 2023 21:40
US President Joe Biden delivers a speech at the Royal Warsaw Castle Gardens in Warsaw on February 21, 2023. - US President Joe Biden said support for wartorn Ukraine
Foto: AFP/MANDEL NGAN

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ingin 'memalaki' orang kaya Amerika Serikat (AS). Ia mengusulkan pajak baru pada orang kaya di negara itu untuk membantu mendanai program kesehatannya, Medicare.

Hal ini diterangkannya dalam sebuah essay di New York Times pekan ini. Ia mengatakan rencana tersebut akan membantu memperpanjang solvabilitas program asuransi hingga 25 tahun dan memberikan tingkat stabilitas kelas menengah kepada jutaan orang dewasa yang lebih tua.

Menurutnya, orang kaya harus memikul beban pajak yang lebih berat. Secara teknis, ia menjabarkan anggarannya itu akan menarik garis langsung antara pajak baru tersebut dan program asuransi kesehatan bagi warga yang berusia di atas 65 tahun.

Biden juga ingin menaikkan tarif pajak Medicare dari 3,8% menjadi 5% atas penghasilan melebihi US$ 400.000 (Rp 6,1 miliar) per tahun. Termasuk gaji dan keuntungan modal.

Gedung Putih tidak memberikan perkiraan penghematan biaya khusus dengan proposal tersebut, tetapi langkah tersebut kemungkinan akan meningkatkan pendapatan pajak lebih dari US$ 117 miliar (Rp 1.800 triliun) selama 10 tahun, menurut perkiraan sebelumnya pada bulan Februari oleh Pusat Kebijakan Pajak.

"Peningkatan sederhana dalam kontribusi Medicare dari mereka yang berpenghasilan tertinggi ini akan membantu menjaga program Medicare tetap kuat selama beberapa dekade mendatang," tulis Biden yang juga dimuat Associated Press (AP) dikutip Kamis (9/3/2023).

"Medicare sebagai jaminan kuat yang diharapkan orang Amerika untuk selalu ada untuk mereka ketika mereka pensiun," tambahnya.

Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell menolak rencana tersebut. Ia mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa agenda anggaran Biden 'tidak akan berjalan'.

Lebih dari 65 juta orang mengandalkan Medicare dengan biaya pembayar pajak sekitar US$ 900 miliar (Rp 13.000 triliun) setiap tahun. Jumlah pendaftar Medicare diperkirakan akan terus bertambah seiring bertambahnya usia penduduk AS.

Tetapi pendanaan untuk program tersebut menjadi masalah dengan peringatan pejabat federal bahwa, tanpa pemotongan atau kenaikan pajak, dana Medicare mungkin hanya mampu membayar 90% tunjangan pada tahun 2028.

Proposal pendanaan Medicare ini adalah bagian dari proposal anggaran yang lebih lengkap yang rencananya akan dirilis Biden pada hari Kamis di Philadelphia. Meski begitu, mendorong proposal melalui Kongres kemungkinan akan sulit, dengan Partai Republik mengendalikan DPR dan Demokrat hanya memegang mayoritas tipis di Senat.

Pandangan dunia yang saling bertentangan tentang bagaimana pajak akan berdampak pada ekonomi juga akan menjadi bagian dari perdebatan yang lebih luas. Biden dan Kongres perlu mencapai kesepakatan untuk meningkatkan otoritas pinjaman pemerintah di beberapa titik musim panas ini, atau pemerintah dapat ,menuju gagal bayar dan menjerumuskan AS ke dalam resesi.

Grover Norquist, presiden lembaga Americans for Tax Reform dan advokat untuk jenis pemotongan pajak yang umumnya disukai oleh Partai Republik, mengatakan bahwa ekonomi AS akan menderita karena rencana presiden tersebut.

"Kenaikan pajak Biden akan menaikkan biaya barang dan jasa untuk semua orang, dan membuat pekerja dan bisnis Amerika kurang kompetitif secara internasional dan vs. China," kata Norquist.

Di sisi lain, Presiden Committee for a Responsible Federal Budget, Maya MacGuineas, memuji rencana tersebut meskipun ada beberapa keraguan tentangnya.

"Rencana presiden akan menghasilkan ratusan miliar dolar, bahkan mungkin mendekati satu triliun dolar, untuk memperkuat Medicare," kata MacGuineas yang juga analis fiskal yang berfokus pada pengurangan defisit.


(sef/sef) Next Article Lagi! Joe Biden Salah Ucap Soal Putin, Kali Ini Dengan Irak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular